Bagikan:

JAKARTA - Para peneliti di Swiss telah berhasil mengembangkan drone tahan panas, yang dapat digunakan oleh pemadam kebakaran maupun tim penyelamat lainnya di lokasi kebakaran gedung maupun hutan.

"Biasanya jika terjadi kebakaran, pertanyaannya adalah, 'apakah ada orang di dalam? Seperti apa strukturnya? Dan di mana sumber apinya, panasnya? Ini adalah sesuatu yang dapat kita alami," kata Profesor Mirko Kovac, kepala Laboratorium Robotika Keberlanjutan di Laboratorium Sains dan Teknologi Material (Empa) Federal Swiss, dilansir dari Euronews 24 Agustus.

Kovac mengatakan, dia terinspirasi oleh tragedi Menara Grenfell di London pada tahun 2017, kebakaran di sebuah blok apartemen yang merenggut nyawa 72 orang untuk menciptakan FireDrone.

"Saya dulu tinggal di dekat menara di London. Dan sungguh mengejutkan melihat kejadian ini dan orang-orang bertanya kepada saya, apakah saya punya drone yang bisa terbang di dalamnya dan saya tidak punya itu," kenang Kovac.

FireDrone dapat memetakan lokasi kebakaran dan mengidentifikasi siapa saja yang terjebak dalam api, karena dibekali dengan kamera thermal dan kamera RGB.

Tak hanya itu, pihak pengembang mengatakan drone ini juga dapat dilengkapi dengan sensor oksigen, gas, dan toksisitas untuk memeriksa struktur, toksisitas dan distribusi panas di lokasi kebakaran.

Drone telah digunakan sebelumnya untuk mengambil rekaman udara, mengangkat selang pemadam kebakaran di gedung-gedung tinggi, atau menjatuhkan bahan penghambat api di daerah terpencil untuk memperlambat penyebaran kebakaran hutan.

Namun, drone yang saat ini dikembangkan untuk pemadaman kebakaran tidak dapat terbang lebih dekat karena rangkanya akan meleleh dan perangkat elektroniknya akan rusak.

Pengembang FireDrone menggunakan polimida aerogel, gel yang terbuat dari gas, bukan cair, di seluruh elemen penting drone. Aerogel sangat ringan dan sangat tahan panas.

FireDrone juga tidak dapat bertahan dalam api terlalu lama, namun dapat beroperasi pada suhu 200°C selama 10 menit.

"Kami mengaturnya (aerogel) dalam geometri bola, sehingga perpindahan panasnya rendah. Kami telah mengintegrasikan cartridge CO2 yang dapat mendinginkan bagian dalam drone, di mana motor juga berada," papar Kovac.

"Jadi motornya tidak berada di pinggiran, melainkan di dalam kapsul utama drone. Dan karena itu semua, drone dapat terbang dan beroperasi dengan sangat kuat di lingkungan yang sangat panas dan sangat dingi," tandasnya.

Tim peneliti mengatakan, mereka sekarang dengan berupaya agar FireDrone ditempatkan dalam situasi kebakaran yang membutuhkan respons cepat, seperti fasilitas industri atau pabrik.