Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman Hadad mengatakan drone thermal yang dapat mendeteksi suhu tubuh juga digunakan dalam upaya pencarian anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmiril Khan Mumtadz atau Eril yang hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss.

Hanya saja, pencarian ini dinilai belum efektif. Sebab, drone thermal baru akan efektif ketika suhu panas badan terdeteksi.

"Bagaimana hasil drone thermal, seperti saya sampaikan drone thermal itu efektif pada menit awal ketika suhu panas badan bisa terdeteksi. Oleh karena itu, maksimal menurut petugas SAR itu sekitar 15 menit setelah kejadian," kata Muliaman dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring, Sabtu, 28 Mei.

Akibat kondisi ini, drone thermal tak akan digunakan. Nantinya, tim SAR setempat akan menggunakan drone berteknologi tertentu yang mampu bermanuver lebih lincah.

"Drone yang digunakan drone berbeda. Dia akan terbang rendah dengan teknologi tertentu dan bermanuver kemudian melihat jengkal demi jengkal," ujarnya.

Terkait tak terdeteksinya suhu tubuh Eril oleh drone thermal, Muliaman ogah berspekulasi. Termasuk kemungkinan mengalami hipotermia akibat paparan suhu yang dingin.

"Biar nanti ahli saja yang mengatakan, kita masih menunggu perkembangan lebih lanjut," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Eril dilaporkan dilaporkan hilang ketika berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss pada Kamis, 26 Mei lalu. Kejadian ini terjadi ketika dia bersama keluarganya untuk mencari kampus untuk melanjutkan pendidikan Strata 2 (S2).

Eril yang saat itu berenang bersama adik dan kawannya di sungai Aare justru terseret arus ketika hendak naik ke permukaan. Setelah kejadian ini, tim SAR dan polisi setempat segera melakukan pencarian.