Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk meningkatkan upaya guna mengurangi ketegangan di perbatasan kedua negara, yang sudah berlangsung sejak tiga tahun lalu ketika terjadi bentrokan mematikan.

Pembicaraan kedua pemimpin tersebut dihelat di sela-sela gelaran KTT ke-15 BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, kata Menteri Luar Negeri India Vinay Kwatra.

Sengketa perbatasan telah lama menjadi sumber perselisihan antara New Delhi dan Beijing, yang kemudian meluas menjadi perang tahun 1962 yang berakhir dengan kemenangan Tiongkok.

Pada tahun-tahun berikutnya, perbatasan de facto yang tidak jelas yang disebut Garis Kendali Aktual (LAC) telah memisahkan kedua kekuatan nuklir tersebut.

"(PM Modi) menggarisbawahi, menjaga perdamaian dan ketenangan di wilayah perbatasan, serta mengamati dan menghormati LAC sangat penting untuk normalisasi hubungan India-Tiongkok," kata Menteri Kwatra, melansir CNN 25 Agustus.

Dalam sebuah pernyataan pada Hari Jumat, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan kedua pemimpin tersebut "memiliki pertukaran pandangan yang jujur dan mendalam mengenai hubungan Tiongkok-India saat ini dan juga kepentingan lainnya."

"Presiden Xi menekankan, peningkatan hubungan Tiongkok-India akan bermanfaat bagi kepentingan bersama kedua negara dan masyarakat," jelas pihak kementerian.

"Kedua belah pihak harus mengingat kepentingan keseluruhan hubungan bilateral mereka, menangani masalah perbatasan dengan baik sehingga dapat bersama-sama menjaga perdamaian dan ketenangan di wilayah perbatasan," lanjut pernyataan kementerian.

Pertemuan tersebut dihelat seminggu setelah India dan Tiongkok melakukan perundingan putaran ke-19 untuk menyelesaikan masalah perbatasan mereka.

"Kedua belah pihak melakukan diskusi yang positif, konstruktif, dan mendalam mengenai penyelesaian permasalahan yang tersisa di sepanjang LAC di Sektor Barat," kata Kementerian Luar Negeri India dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Presiden Xi dan PM Modi menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Uzbekistan pada Bulan September tahun lalu, namun tidak terlibat pertemuan diplomatis.

Beberapa minggu kemudian, keduanya melakukan percakapan singkat di sela-sela pertemuan para pemimpin Kelompok 20 (G20) di Bali, Indonesia.

Diketahui, ketegangan tiga tahun terakhir memburuk setelah bentrokan mematikan di Aksai Chin-Ladakh pada tahun 2020, meningkat pada Desember lalu ketika perkelahian antara pasukan dari kedua belah pihak di sektor Tawang di wilayah timur laut Arunachal Pradesh India yang mengakibatkan korban luka di kedua pihak.