JAKARTA - Tiga tentara India tewas dalam bentrokan di perbatasan China kemarin malam. Sebelumnya, hubungan kedua negara memang sedang memanas karena sengketa perbatasan. Masalah itu membuat masing-masing negara mengerahkan pasukannya ke garis terluar negeri.
"Selama proses de-eskalasi berlangsung, di Lembah Galwan, sebuah pertempuran sengit yang menelan korban terjadi kemarin malam. Pihak India yang tewas, termasuk seorang petugas dan dua orang tentara. Pejabat senior militer kedua belah pihak saat ini sedang bertemu di tempat tersebut untuk meredakan situasi," menurut pernyataan juru bicara tentara India, dikutip Aljazeera.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi. Menurutnya, sebelum peristiwa itu terjadi, pasukan India melintasi perbatasan China dua kali.
"Memprovokasi dan menyerang personel Tiongkok, mengakibatkan konfrontasi fisik yang serius antara pasukan perbatasan di kedua sisi," kata Lijian, dikutip dari SCMP.
Seperti diketahui, sepanjang 3.488 km perbatasan antara kedua negara bertikai ini tak diberi tanda. Pasukan, tank dan mobil pengangkut personel lapis baja berada di kedua sisi di beberapa lokasi setelah pasukan bentrok beberapa kali di daerah yang disengketakan.
Negara-negara Asia telah mengambil langkah untuk mengurangi ketegangan antara kedua negara selama enam minggu ini, setelah komandan militer senior negara-negara tersebut berunding pada bulan ini. Diplomat China Hua Chunying, minggu lalu mengatakan Beijing telah mencapai kesepakatan positif dengan New Delhi untuk meredakan situasi.
BACA JUGA:
Sementara, India, pada Minggu, 14 Juni, mengatakan, kedua negara sepakat menyelesaikan masalah secara damai. Tiongkok sudah memulai upaya konsolidasi dengan India pada 2017 di Doklam, tempat di mana pasukan saling berhadapan selama 73 hari.
Selain itu, Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi telah bertemu pada Konferensi Tingkat Tinggi informal dua kali. Konferensi pertama digelar di Wuhan tahun 2018 dan dilanjut tahun lalu di Mamallapuram.
Dari pertemuan itu, keduanya berjanji untuk tidak berseteru apabila ada persilihan dalam perdagangan dan kebijakan luar negeri. Namun, kini masing-masing pihak terlihat sedang berupaya untuk membangun sentimen nasionalistik.
Para pemimpin oposisi India, misalnya, mendesak Modi untuk menghadapi "agresi China". Pemimpin Kongres Rahun Gandhi dari pihak oposisi menuduh perdana menteri Modi "menghilang" pada penanganan masalah tersebut.