JAKARTA - Hampir sepekan menjalani perawatan intensif di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, makin membaik.
"Jadi, selama perawatan di RS Polri Kramat Jati, Sultan dalam kondisi ada perbaikan, adanya kenaikan berat badan. Kenaikan sifatnya stabil sesuai dengan apa yang kita berikan kepada Sultan, jadi dalam waktu hampir satu minggu ini ada kenaikan satu hingga dua kilogram," kata Kepala RS Polri Brigjen Hariyanto dilansir ANTARA, Selasa, 8 Agustus.
Selanjutnya, tim dokter akan berkoordinasi guna melakukan penggantian selang NGT sebagai alat bantu makan dan minum Sultan yang hingga kini masih terpasang.
Namun pelaksanaannya perlu kehati-hatian karena akan terdampak terhadap esofagus atau jalur makan Sultan.
"Ini kan sudah cukup lama dipasang dan waktunya sudah diganti, tapi harus hati-hati karena pelaksanaan sebelum itu ketika mengganti selang ada hambatan di esofagus atau kerongkongan pasien," ujarnya.
RS Polri sendiri mengerahkan 45 dokter spesialis dan tenaga medis gabungan dalam upaya penyembuhan Sultan yang menjadi korban kecelakaan kabel serat optik di Jalan Antasari, Jakarta Selatan, pada 5 Januari lalu.
"Ada perawat mahir, perawat anestesi, gabungan dokter antara paramedis, dan ahli sekitar 45 orang. Dokter spesialis ada 15 orang," kata Hariyanto.
BACA JUGA:
Sebelumnya, akibat kecelakaan yang dialaminya berat badan Sultan menurun hingga 22 Kilogram.
Hariyanto mengatakan penurunan berat badan Sultan dikarenakan imbas dari kejadian tersebut yang melukai bagian kerongkongan, dan proses makan dan minumnya pun ikut terganggu.
"Jadi ini sekunder dari gangguan yang terjadi langsung ya itu kabel itu kena laring atau jalur nafas dan kerongkongan, karena terjadi gangguan itu maka ananda ini untuk makannya terganggu, beratnya menurun sejak Januari 2023 sudah banyak, dari 68 kilogram jadi 46 kilogram," tuturnya.
Kini, pihak RS tengah memfokuskan pengaturan gizi terlebih dahulu sebelum melakukan operasi terhadap Sultan.