Bagikan:

JAKARTA - Dewan Kota Amsterdam, Belanda telah menyetujui proposal yang melarang kapal pesiar yang "menimbulkan polusi", sebagai bagian dari langkah terbaru kota tersebut untuk menekan overtourism.

Juru bicara Wakil Wali Kota Amsterdam Hester van Buren yang bertanggung jawab atas pelabuhan kota mengatakan kepada CNN, dewan menyetujui proposal untuk menutup terminal kapal pesiar di kota tersebut bulan lalu.

Partai kiri-tengah D66, yang duduk di dewan, mengatakan dalam sebuah pernyataan, proposal tersebut "diadopsi dengan mayoritas yang jelas."

Pemerintah Kota Amsterdam sekarang akan menyelidiki bagaimana menerapkan proposal tersebut, menurut juru bicara van Buren.

Hal ini akan mencakup diskusi dengan para manajer Kanal Laut Utara, dewan kota lain di kanal tersebut dan Pemerintah Belanda.

Ketua partai D66, Ilana Rooderkerk, menekankan dalam pernyataannya, "kapal pesiar yang berpolusi tidak sesuai dengan ambisi berkelanjutan" Amsterdam.

"Kapal pesiar di jantung kota tidak sesuai dengan tujuan Amsterdam untuk mengurangi jumlah wisatawan," tambah Rooderkerk, dilansir dari CNN 3 Agustus.

kapal pesiar sandari di amsterdam
Kapal pesiar tengah sandar di Passagiers Terminal Amsterdam (PTA) (Wikimedia Commons/Arthena)

Amsterdam diperkirakan akan menerima lebih dari 18 juta pengunjung dalam semalam tahun ini. Pada tahun 2025, jumlah tersebut dapat mencapai 23 juta, di samping 24 juta hingga 25 juta kunjungan per hari.

Berdasarkan peraturan tahun 2021 yang disebut "Amsterdam Tourism in Balance," ketika jumlah pengunjung yang bermalam mencapai 18 juta orang, dewan kota "berkewajiban untuk melakukan intervensi."

Awal tahun ini, kota ini meluncurkan kampanye yang mengubah pendekatannya terhadap pariwisata, terutama termasuk taktik yang dirancang khusus untuk mencegah turis Inggris menghadiri pesta bujang.

Kampanye online "Stay Away" bertujuan untuk mencegah para pemuda Inggris yang berencana mengunjungi Amsterdam untuk berpesta dan "menjadi liar", dengan memperingatkan pengunjung yang berusia antara 18 hingga 35 tahun akan konsekuensi dari minum terlalu banyak, mengonsumsi obat-obatan terlarang, atau berperilaku antisosial.

Selain itu, Amsterdam juga mengumumkan tahun ini, mereka akan melarang penggunaan ganja di jalan dan mengambil langkah-langkah baru untuk mencegah alkohol di kawasan 'red light district', pusat tradisional perdagangan seks legal di kota itu.

Hal ini menyusul pengumuman dari kota pada tahun 2019, di mana mereka akan mengakhiri tur ke red light district, dengan alasan kekhawatiran tentang pekerja seks yang diperlakukan sebagai objek wisata.

Dalam upayanya untuk "membatasi pariwisata dan mencegah gangguan," Amsterdam juga berencana untuk membatasi kapal pesiar sungai, mengubah hotel menjadi kantor, dan memberlakukan jam tutup lebih awal di bar dan klub.

Namun, sepertinya pusat kota tidak akan menjadi zona bebas kapal pesiar dalam waktu dekat, kata juru bicara wakil wali kota kepada CNN, mengakui bahwa proposal tersebut akan "membutuhkan waktu" untuk diimplementasikan.