JAKARTA - Presiden sekaligus panglima tertinggi militer China Xi Jinping, mengumumkan komandan baru untuk pasukan rudal negara itu, salah satu kecabangan di bawah People Liberation Army (PLA) atau militer China, jelang ulang tahunnya yang jatuh hari ini.
Komandan pasukan rudal atau Rocket Force bertanggung jawab terhadap rudal-rudal milik Negeri Tirai Bambu, baik konvensional mau pun rudal nuklir.
Mantan Wakil Komandan Angkatan Laut PLA Vice Admiral Wang Houbin, dipercaya Presiden Xi untuk mengepalai Pasukan Roket PLA. Sementara, Xu Xisheng, komisaris politiknya yang baru, dengan kedua orang tersebut akan memperoleh pangkat tertinggi jenderal, menurut media pemerintah, melansir Reuters 1 Agustus.
Sebelum pindah ke Pasukan Roket PLA, Wang telah menjabat sebagai Wakil Komandan Angkatan Laut sejak tahun 2020. Dia sebelumnya juga menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Laut.
Sementara, Xu sendiri sebelumnya adalah wakil komisaris politik Komando Teater Selatan, salah satu dari lima komando teater PLA.
Media pemerintah tidak menyebutkan di mana kepala Pasukan Roket PLA sebelumnya, Li Yuchao, dipindahtugaskan atau menyatakan keberadaannya.
Pengangkatan baru ini dilakukan sehari menjelang peringatan 96 tahun berdirinya PLA pada 1 Agustus.
Mengutip berbagai sumber, PLA China sendiri terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Darat, Pasukan Roket dan Pasukan Dukungan Strategis. Total, jumlah personel PLA diperkirakan mencapai 2.035.000 orang dengan pasukan cadangan sekitar 510.000 (menurut data 2022).
BACA JUGA:
Presiden Xi sendiri telah berulang kali mendesak militer untuk memperdalam perencanaan perang dan pertempuran, untuk meningkatkan peluang kemenangan dalam pertempuran yang sebenarnya untuk menjaga kedaulatan dan wilayah China.
China mengatakan, mereka berkomitmen pada strategi nuklir defensif dan berjanji untuk tidak menggunakan senjata nuklir untuk pertama kalinya. China juga mengatakan tidak akan menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara non-nuklir atau zona bebas senjata nuklir.