Menhan Rusia Klaim Ukraina Kehilangan Sekitar 20 Ribu Tentara dan 2.200 Persenjataan Sebulan Terakhir
Menhan Shoigu bersama Presiden Vladimir Putin. (Wikimedia Commons/Presidential Press and Information Office)

Bagikan:

JAKARTA - Militer Ukraina kehilangan lebih dari 20.800 tentara dan lebih dari 2.200 item perangkat keras militer, termasuk 10 tank Leopard selama sebulan terakhir, kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam pertemuan online dengan para komandan militer pada Hari Senin.

"Selama sebulan terakhir, kerugian musuh mencapai lebih dari 20.800 tentara, tepatnya 20.824 personel, dan 2.227 item persenjataan," kata Menhan Shoigu seperti dilansir dari TASS 1 Agustus.

"Termasuk 10 tank Leopard, 11 kendaraan tempur infanteri Bradley Amerika, 40 sistem artileri M777 buatan Amerika Serikat dan 50 senjata artileri self-propelled dari Britania Raya, Amerika Serikat, Jerman, Prancis dan Polandia," urai Menhan Shoigu.

Dalam kesempatan tersebut, Menhan Shoigu berterima kasih kepada seluruh personel militer Rusia yang berpartisipasi dalam operasi militer khusus di Ukraina atas layanan, keberanian, dan kepahlawanan mereka.

"Sebelumnya, kita berbicara tentang beberapa contoh prestasi, sedangkan hari ini kita memiliki puluhan dan ratusan prajurit, tentara, perwira, dan sersan yang layak yang tidak hanya menjalankan tugas mereka dengan kehormatan tetapi juga melakukannya dengan sangat profesional," puji Shoigu.

"Para pejuang menunjukkan contoh keberanian, kepahlawanan, dan, izinkan saya mengulanginya, profesionalisme," tambahnya.

Diketahui, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan tentara Ukraina telah melakukan upaya ofensif yang gagal sejak 4 Juni. Pada 11 Juli lalu, Menhan Shoigu melaporkan jumlah korban tentara Ukraina telah melebihi 26.000 orang sejak Kiev melancarkan serangan balasan.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan, pasukan Ukraina telah gagal mencapai kesuksesan di daerah-daerah garis depan mana pun, dengan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan, "sumber daya bernilai miliaran dolar yang ditransfer oleh negara-negara NATO kepada rezim Kyiv, sebenarnya dihabiskan secara tidak efisien dan tanpa tujuan."