JAKARTA - Rusia mengatakan serangan balasan Ukraina tidak berjalan sesuai rencana dan menyia-nyiakan senjata bernilai miliaran dolar Amerika Serikat yang dipasok oleh Barat.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam sambutannya di sebuah konferensi militer mengatakan, Ukraina "mati-matian mengerahkan kekuatan baru" untuk menyerang posisi-posisi Rusia, namun gagal untuk maju, melansir Reuters 31 Juli.
Sementara, Ukraina mengatakan mereka telah membuat kemajuan bertahap, meskipun lebih lambat dari yang mereka inginkan, sejak meluncurkan serangan balasan yang pada awal Juni terhadap posisi-posisi pasukan Rusia.
Setelah 17 bulan berperang, Ukraina berada di bawah tekanan untuk mencapai keuntungan yang signifikan di medan perang, setelah menerima pengiriman tank-tank Barat, sistem roket, dan perangkat keras lainnya.
Rusia, karena alasan itu, telah berulang kali menggambarkan serangan balasan ini sebagai sebuah kegagalan, meskipun masih dalam tahap yang sangat awal.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan, "sumber daya bernilai miliaran dolar yang ditransfer oleh negara-negara NATO kepada rezim Kyiv, sebenarnya dihabiskan secara tidak efisien dan tanpa tujuan."
Ia mengatakan, inilah alasan mengapa Kyiv menggunakan "tindakan putus asa" seperti serangan pesawat tak berawak terhadap distrik bisnis Moskow pada Hari Minggu.
BACA JUGA:
Terlepas dari komentar Peskov, fakta pesawat tak berawak musuh telah mencapai jantung ibu kota Rusia dalam tiga bulan terakhir, meskipun tidak menyebabkan kerusakan besar, membuat tidak nyaman bagi pihak berwenang yang telah mengatakan kepada publik, Rusia memegang kendali penuh atas apa yang disebutnya "operasi militer khusus" terhadap Ukraina.
Peskov mengatakan kepada para wartawan "semua tindakan yang mungkin" sedang dilakukan di Moskow dan di wilayah lain untuk melindungi Rusia dari serangan serupa.