Presiden Zelensky Desak Uni Eropa Cabut Larangan Terhadap Hasil Pertanian Ukraina di Lima Negara
Presiden Volodymyr Zelensky. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky meminta Uni Eropa untuk memastikan pencabutan larangan terhadap hasil pertanian Ukraina di lima negara, jelang berakhirnya masa berlaku pelarangan itu September mendatang.

Ini terkait dengan rencana lima negara Eropa tengah yang berencana memperpanjang larangan yang akan berakhir pada 15 September itu, setidaknya hingga akhir tahun ini.

Dalam pidato video malamnya yang disampaikan setelah pertemuan dengan para pejabat pemerintah, Presiden Zelensky mengatakan tidak ada pertanyaan untuk memperpanjang larangan tersebut melewati tenggat waktu.

"Kami percaya bahwa pihak Eropa akan memenuhi kewajibannya pada tanggal tersebut, ketika pembatasan sementara tidak lagi berlaku," kata Presiden Zelensky, melansir Reuters 25 Juli.

"Perpanjangan apapun dari pembatasan ini sama sekali tidak dapat diterima dan jelas tidak bersifat Eropa. Eropa memiliki kapasitas institusional untuk bertindak lebih rasional daripada menutup perbatasan ini atau itu untuk jenis barang ini atau itu," urainya.

Ukraina, lanjut Presiden Zelensky, "secara aktif bekerja sama dengan semua orang untuk menemukan solusi yang sejalan dengan semangat Eropa kita".

Sebelumnya, Presiden Zelensky menulis di Telegram, perpanjangan apa pun "tidak dapat diterima dalam bentuk apa pun".

Diketahui, Uni Eropa pada Bulan Mei mengizinkan Bulgaria, Hungaria, Polandia, Rumania dan Slovakia untuk melarang penjualan domestik gandum, jagung, biji rapa dan biji bunga matahari Ukraina. Tetapi mengizinkan transit kargo-kargo tersebut untuk diekspor ke tempat lain.

Negara-negara tersebut termasuk beberapa pendukung diplomatik Kyiv yang paling gigih dalam perangnya melawan Moskow, tetapi mereka mengatakan masuknya biji-bijian Ukraina telah merugikan sektor pertanian mereka.

Polandia tidak akan mencabut larangan tersebut pada 15 September meskipun Uni Eropa tidak menyetujui perpanjangannya, kata perdana menterinya pekan lalu.