Bagikan:

JAKARTA - Rusia tidak khawatir dengan embargo yang dijatuhkan Uni Eropa terhadap minyak mereka, dengan keyakinan akan adanya negara importir lain di luar aliansi 27 negara tersebut.

Perwakilan Tetap Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Austria Mikhail Ulyanov mengatakan, Rusia akan mengcari importir lain terkait dengan paket keenam sanksi Uni Eropa terhadap Moskow.

"Seperti yang dia katakan kemarin, Rusia akan menemukan importir lain. Patut diperhatikan bahwa sekarang dia (Uni Eropa) bertentangan dengan pernyataannya sendiri kemarin. Perubahan pola pikir yang sangat cepat menunjukkan bahwa EU tidak dalam kondisi yang baik," cuit Ulyanov di Twitter, sebagai tanggapan atas cuitan Presiden Komisi Eropa Ursula von Der Layen, seperti mengutip TASS 31 Mei.

Diberitakan sebelumnya, pemimpin negara-negara Uni Eropa sepakat untuk mengembargo impor minyak Rusia hingga 90 persen pada akhir tahun ini, menyelesaikan kebuntuan atas sanksi terberat blok itu terhadap Moskow sejak invasi ke Ukraina tiga bulan lalu.

"Kesepakatan untuk melarang ekspor minyak Rusia ke UE," ujar Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam sebuah tweet melansir Reuters.

"Ini segera mencakup lebih dari 2/3 impor minyak dari Rusia, memotong sumber pembiayaan yang sangat besar untuk mesin perangnya. Tekanan maksimum pada Rusia untuk mengakhiri perang," paparnya.

Para pemimpin sepakat, embargo minyak akan mencakup pengecualian untuk Hungaria, negara yang terkurung daratan yang sangat bergantung pada minyak mentah yang disalurkan dari Rusia, menjadi penentang utama untuk kesepakatan dan yang lainnya khawatir tentang dampak ekonomi dari langkah tersebut.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam para pemimpin Uni Eropa dalam pidato video karena terlalu lunak terhadap Moskow. Mengatasi KTT sebelum kesepakatan tentang larangan impor minyak diumumkan, ia mengecam kurangnya tekad Uni Eropa.

"Mengapa Anda bergantung pada Rusia, pada tekanan mereka, dan bukan sebaliknya? Rusia harus bergantung pada Anda. Mengapa Rusia masih dapat memperoleh hampir satu miliar euro per hari dengan menjual energi?" kritik Presiden Zelensky.