Bagikan:

JAKARTA - Komisi Vaksin Jerman menyatakan, vaksin COVID-19 lansiran AstraZeneca tidak boleh diberikan kepada orang lanjut usia (Lansia) yang berusia di atas 65 tahun. Pernyataan ini dikeluarkan di tengah perselisihan sengit antara Uni Eropa dengan produsen vaksin terkait penundaan pasokan vaksin.

Komite Tetap Vaksinasi (STIKO) di Robert Koch Institute (RKI) Jerman menemukan, tidak ada cukup data tentang keefektifan vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, untuk kelompok usia ini, menurut pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri pada Hari Kamis waktu setempat.

"Karena jumlah peserta penelitian yang sedikit dalam kelompok usia ≥65 tahun, tidak ada kesimpulan yang dapat dibuat mengenai kemanjuran dan keamanan pada lansia. Oleh karena itu, vaksin ini saat ini direkomendasikan oleh STIKO hanya untuk orang berusia 18-64 tahun," tulis komite dalam rekomendasinya seperti melansir CNN.

Menanggapi pengumuman tersebut, Juru Bicara AstraZeneca mengatakan pihaknya tengah menunggu keputusan regulasi dari regulator obat-obatan Uni Eropa. Data uji klinis terbaru, disebut mendukung untuk kemanjuran pada kelompok usia di atas 65 tahun.

vaccine astrazeneca
Vaksin AstraZeneca. (Wikimedia Commons/Agencia Brasilia)

Di Inggris, otoritas setempat sejak bulan lalu sudah memberikan vaksin Oxford/AstraZeneca untuk Lansia di atas 65 tahun. Regulator Obat dan Alat Kesehatan Inggris (MHRA) mengatakan, bukti yang ada hingga saat ini tidak menunjukkan kurangnya perlindungan terhadap COVID-19 untuk Lansia 65 tahun ke atas.

"Data yang kami miliki menunjukkan bahwa vaksin menghasilkan respons kekebalan yang kuat di atas usia 65-an. Lebih banyak data terus tersedia untuk kelompok usia ini dan Laporan Penilaian Publik kami, tersedia di situs web kami, akan diperbarui untuk mencerminkan hal ini," jelas Kepala Eksekutif MHRA Dr. June Raine

Terpisah, Kepala Eksekutif AstraZeneca Pascal Soriot mengakui data keberhasilan pada Lansia usia 65 tahun ke atas terbatas. Karena ilmuwan Oxford yang menjalankan uji coba vaksin tidak ingin merekrut orang yang lebih tua. sampai mereka mengumpulkan banyak data keamanan untuk mereka yang berusia 18 hingga 55 tahun.

"Pada dasarnya, karena Oxford mulai memvaksinasi lansia belakangan, kami tidak memiliki sejumlah besar lansia yang telah divaksinasi. Jadi itulah yang menjadi perdebatan," katanya. 

"Tapi kami memiliki data kuat yang menunjukkan produksi antibodi yang sangat kuat terhadap virus pada orang tua, serupa dengan yang kami lihat pada orang yang lebih muda. Ada kemungkinan bahwa beberapa negara, dengan hati-hati, akan menggunakan vaksin kami untuk kelompok yang lebih muda," imbuhnya.