JAKARTA - Otoritas Inggris menjatuhkan sanksi terhadap 13 orang bisnis yang terkait dengan kelompok tentara bayaran Grup Wagner Rusia, dengan tuduhan terlibat dalam eksekusi dan penyiksaan warga sipil di negara-negara Afrika.
Para komandan yang dijatuhkan sanksi berada di Mali, Sudan dan Republik Afrika Tengah (CAR), yang bersama dengan bisnis-bisnis terkait telah dimasukkan ke dalam daftar hitam dan aset-asetnya dibekukan, demikian diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Inggris pada hari Kamis.
Kepala operasi Grup Wagner di CAR, Konstantin Pikalov, yang dikenal sebagai "tangan kanan" Prigozhin, termasuk di antara mereka yang disebutkan dalam gelombang sanksi terbaru, dilansir dari The National News 21 Juli.
Inggris menuduhnya "bertanggung jawab atas penyiksaan dan pembunuhan yang ditargetkan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh Grup Wagner".
Sedangkan pemimpin Wagner di CAR Vitalii Perfilev dan mitranya di Mali Ivan Maslov, juga muncul dalam daftar sanksi.
Dikatakan, pasukan Maslov bersama dengan pasukan Mali bertanggung jawab atas pembunuhan sedikitnya 500 orang di Moura pada Maret 2022, "termasuk eksekusi tanpa pengadilan serta pemerkosaan dan penyiksaan", kata Inggris.
Nama-nama lain termasuk perusahaan dan orang-orang yang terlibat dalam mengancam perdamaian dan stabilitas di Sudan, termasuk dengan menyebarkan propaganda dan menyediakan peralatan militer.
M-Invest, sebuah perusahaan yang "bertindak sebagai kedok" untuk Wagner, dijatuhi sanksi karena menjalankan "kampanye disinformasi" untuk menguntungkan Pemerintah Sudan dan mengancam perdamaian di negara tersebut.
Sanksi ini akan membatasi kebebasan finansial individu dan perusahaan yang terdaftar dan mencegah warga negara Inggris, perusahaan dan bank untuk bertransaksi dengan mereka. Setiap aset yang mereka miliki di Inggris akan dibekukan dan larangan perjalanan telah dikeluarkan.
Kementerian Luar Negeri mengatakan, Inggris tetap sangat prihatin dengan peran destabilisasi yang dimainkan Wagner.
Lebih lanjut departemen itu juga mengatakan, kelompok tersebut memiliki "cengkeraman pada lingkungan keamanan dan ekonomi" di wilayah tersebut dan mengeksploitasi sumber daya alam.
Menteri Pembangunan dan Afrika di Kementerian Luar Negeri Inggris Andrew Mitchell mengatakan: "Kelompok Wagner melakukan kekejaman di Ukraina, serta bertindak dengan kekebalan hukum di negara-negara seperti Mali, Republik Afrika Tengah, dan Sudan.
"Di mana pun Wagner beroperasi, perusahaan ini menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat, memperburuk konflik yang sudah ada, dan merusak reputasi negara-negara yang menjadi tuan rumah mereka," paparnya.
BACA JUGA:
"Sanksi ini mengekspos individu-individu tercela yang telah melakukan pelanggaran hukum humaniter internasional, meminta pertanggungjawaban mereka atas kerusakan parah yang mereka timbulkan terhadap warga sipil tak berdosa demi keuntungan finansial," urainya.
Diketahui, Grup Wagner menjadi terkenal secara internasional setelah mereka merekrut narapidana dari penjara-penjara Rusia untuk bertempur di Ukraina. Kontraktor militer swasta ini telah beroperasi di Mali, Sudan dan CAR selama beberapa tahun.
Selain itu, pengumuman ini muncul seminggu setelah Inggris mengumumkan sanksi terhadap enam bisnis yang menyediakan dana dan peralatan militer untuk Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF).