JAKARTA - Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menyayangkan turunnya Indeks Persepsi Korupsi atau Corruption Perceptions Index (CPI) yang dikeluarkan oleh Transparancy International Indonesia (TII). Dengan penurunan angka ini, dia meminta pemerintah berhenti mengatakan berhasil melakukan pemberantasan korupsi.
Melalui utas atau thread di akun Twitternya @febridiansyah, pegiat antikorupsi ini menyebut penurunan indeks persepsi korupsi Indonesia dari 40 ke 37 pada 2020 adalah hal yang menyedihkan. Hal ini disampaikannya dengan mengunggah data yang sebelumnya telah dipaparkan oleh TII.
"Ini juga menyedihkan. Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Indonesia turun dari 40 ke 37. Kita di ranking 102 dari 180 negara. Padahal rata-rata CPI Asia Pasific 45 dan global 43. Komitmen Pemberantasan Korupsi Indonesia memburuk. Dampak revisi UU KPK & pelemahan KPK? @TIIndonesia @danangwd," tulis Febri dalam akunnya yang dikutip VOI, Jumat, 29 Januari.
BACA JUGA:
Dalam utasnya yang kedua, dia kemudian memaparkan indeks korupsi di Indonesia. Dari sembilan indikator, kata dia, ada lima yang memburuk, tiga stagnan, dan satu naik meski tidak signifikan. Adapun indeks yang paling menukik turun, Febri bilang adalah korupsi terkait sektor bisnis.
Dia menilai, hal ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah karena tak mungkin bicara investasi dan pertumbuhan ekonomi tanpa pemberantasan korupsi.
Selanjutnya, dia memaparkan, tiga indeks terendah atau yang terburuk dalam sektor politik dan penegakan hukum yaitu WJP 23; VDem 26; dan PERC 32. "Jika kita baca juga survey Global Corruption Barometer 2020 lalu, warning juga sudah cukup kuat. Indonesia berada pada posisi ketiga suap terbanyak," ungkapnya.
Sehingga, berkaca dari seluruh data yang telah dia paparkan berdasarkan hasil penelitian TII, Febri kemudian meminta pemerintah dan berbagai kalangan berhenti mengatakan telah berhasil memberantas korupsi.
"Semoga pemerintah dan berbagai kalangan terkait berhenti menepuk dada mengatakan berhasil memberantas korupsi atau bahkan bilang KPK baik-baik saja di tengah penilaian global seperti ini," tegasnya.
"Lebih baik jujur dan hal ini jadi cermin agar kita semua lakukan evaluasi lebih serius," imbuhnya.