JAKARTA - Ketua Umum The Jakmania Diky Soemarno menemui Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Balai Kota DKI Jakarta. Salah satu yang dibahas adalah mengenai Jakarta International Stadium (JIS).
Namun, Jakmania tak mau mempersoalkan polemik rencana perbaikan JIS yang dikaitkan dengan unsur politik. Diky mengaku pihaknya hanya mendorong Heru agar segera memfasilitasi JIS sebagai kandang Persija Jakarta.
"Kalau kita sih jujurnya Jakmania enggak peduli sama urusan politik segala macam. Kita lebih peduli bagaimana caranya biar Persija punya rumah di Jakarta. Jadi, mau siapapun segala macam, kita nggak terlalu peduli sama itu, tapi bagaimana caranya biar ada stadion milik Pemprov DKI Jakarta bisa digunakan," kata Diky di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 7 Juli.
Maka dari itu, Diky mendorong agar Pemprov DKI mempercepat pelaksanaan perbaikan JIS, mulai dari infrastruktur yang kurang memadai hingga mempermudah akses jalan di sekitarnya.
"Yang jelas mendorong juga untuk menyempurnakan lah dari hal-hal yang dirasa kurang segala macem yang bisa semuanya lebih nyaman lagi, itu dilakukan oleh Pemprov DKI," ucap Diky.
Diky juga meminta dukungan kepada Heru agar bisa menjuarai Liga 1 musim depan. Ia juga berharap ke depannya makin banyak pertandingan yang bisa digelar di Jakarta.
"Minta dukungannya Pak Gubernur juga biar persija bisa lancar dan direstui lah main di Liga 1 ini dan kalau bisa memang banyak pertandingan yang bisa digelar di Jakarta," tutur dia.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Juru bicara bakal calon presiden Anies Baswedan, Surya Tjandra menuding rencana perbaikan JIS oleh sejumlah menteri Presiden Joko Widodo sangat berbau politik.
Menurut Surya, kedatangan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Erick Thohir meninjau JIS dan langsung menetapkan rencana renovasi lebih seperti bagian dari rencana politisasi dibanding untuk pelaksanaan tuan rumah Piala Dunia U-17.
Hal ini, kata Surya, tampak dari hasil inspeksi pemerintah yang lebih menonjolkan rencana perbaikan rumput dengan mengundang kontraktor rumput ke stadion di Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebut.
“Bahkan tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS. Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan” kata Surya dalam keterangannya, Rabu, 5 Juli.
Menurut mantan politikus PSI ini, seharusnya yang bisa menilai tersebut layak apa tidak adalah FIFA. Justru dianggap tidak etis ketika seseorang yang memiliki kepentingan bisnis diminta untuk memberikan evaluasi.
“Yang jelas punya kepentingan bisnis. Jadi apa hasil evaluasinya bisa dipercaya? Secara metode kok bisa rumput yang di-sampling, justru yang di luar garis batas pertandingan?” cecarnya.