Wakil Ketua MPR Nilai Sikap Jokowi Terhadap Menteri yang Gaungkan Tiga Periode Kurang Tegas
Hidayat Nur Wahid/Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Polemik wacana masa perpanjangan 3 periode masih ramai diperbincangkan, bahkan masih ada aksi demonstrasi yang menuntut Presiden Joko Widodo cukup hanya dua periode. Padahal, waktu pelaksanaan pemilu serentak sudah ditetapkan digelar pada 14 Februari 2024.

Politikus senior PKS Hidayat Nur Wahid menilai masyarakat menunggu ketegasan Jokowi bukan hanya sekadar lewat kata-kata. 

"Kok masih ada pihak-pihak yang deklarasikan dukungan 3 periode atau demo tolak 3 periode?" ujar Hidayat Nur Wahid, Kamis, 14 April. 

Wakil Ketua MPR itu lantas mengutip pernyataan Menko Polhukam, Mahfud MD yang sempat bertemu dengan Presiden Jokowi. Dikatakan Mahfud, Presiden Jokowi merasa tertampar oleh pihak-pihak yang mengusulkan 3 periode.

Menurut Hidayat, jika Jokowi merasa tertampar maka harusnya ada pembuktian nyata melalui tindakan tegas presiden kepada anak buahnya.

Apalagi, suara penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden muncul dari lingkaran istana, mulai dari Menteri Investasi Bahlil Lahadalia hingga terbaru Menko Luhut Pandjaitan.

"Mereka (masyarakat) perlu aksi nyata, juga koreksi langsung terhadap yang masih dukung 3 periode," tegas Hidayat.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengaku dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Kepresidenan beberapa waktu lalu.

Polemik wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode menjadi beberapa hal yang dibicarakan. Selain itu, Mahfud MD dipanggil ke Istana Kepresidenan untuk membahas isu terkait bidang yang ditanganinya seperti politik dan keamanan.

"Sebelum ribut ribut, Presiden manggil saya berdua, agak lama di Istana banyak bicara hal masalah politik keamanan. Tapi salah satu yang ditanyakan ke saya, itu ribut-ribut penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan," kata Mahfud MD di stasiun televisi, dikutip pada Selasa, 12 April. 

Kepada Mahfud, Jokowi bertanya apakah pernyataan dan sikapnya terkait penolakan perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan Pemilu 2024 masih kurang jelas. Sebab, dua hal itu masih saja diributkan oleh masyarakat.  

"Apa pernyataan saya kurang jelas kepada masyarakat kok masih ribut? Saya kan sudah nyatakan tidak," kata Mahfud menirukan pernyataan Presiden Jokowi.

Mahfud menuturkan adanya dua wacana tersebut seakan-akan menampar wajah Jokowi. Bahkan, pihak-pihak yang menyuarakan itu, seakan-akan mencari muka dan ingin menjerumuskan Presiden Jokowi.

"Saya kan sudah nyatakan tidak, siapa yang mengusulkan perpanjangan jabatan atau periode ketiga itu menampar muka saya, mencari muka kepada saya atau menjerumuskan saya," tuturnya masih menirukan pernyataan Jokowi.

Setelah itu, kata Mahfud, Presiden Jokowi sudah memerintahkan seluruh jajarannya untuk menyiapkan gelaran pemilu sebaik-baiknya. Dia juga mengaku akan mengikuti aturan konstitusi yang berlaku. 

"Saya akan ikuti ketentuan konstitusi. Apa itu kurang jelas? Mau narasi apa lagi?," ujar Mahfud menyampaikan apa yang dikatakan Jokowi.

"Lalu muncul lah narasi yang sangat jelas bahwa Pemilu 2024 adalah jadwal konstitusional yang tidak akan ditunda dan akan terus berjalan sesuai agenda konstitusional," ungkapnya