JAKARTA - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menepis deskripsi dirinya sebagai diktaktor terakhir di Eropa, membantah tudingan para penentangnya yang berada di luar negeri terkait kecurangan dalam Pemilu untuk mendapatkan kekuasaan.
Presiden Lukashenko (68) diketahui telah memerintah Belarusia sejak tahun 1994.
Para penentangnya yang sebagian besar berada di luar negeri mengatakan, Ia telah mencurangi Pemilu dan menyerahkan kedaulatan Belarus kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang disebut Lukashenko sebagai "kakak".
Presiden Lukashenko dan para pendukungnya menyangkal tuduhan itu, mengatakan mayoritas pemilih mendukungnya karena telah memimpin Belarusia melewati kekacauan tahun-tahun setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
"Kekuasaan tidak diberikan untuk berkubang di tanah," kata Preisden Lukashenko kepada para wartawan dalam sebuah pertemuan di Istana Kemerdekaan Belarusia, dilansir dari Reuters 7 Juli.
"Saya tidak memutuskan apakah saya berkuasa atau tidak... Rakyat mempercayakan jabatan tinggi ini kepada saya," sambungnya.
ketika ditanya deskripsi dirinya sebagai diktaktor, Presiden Lukashenko menjawab diplomatis.
"Mengenai diktator terakhir di Eropa, Anda seharusnya hari ini meminta maaf kepada saya," ujar Presiden Lukashenko.
"Saya bukan seorang diktator dan jika saya diktator, maka saya bukan yang terakhir," sambungnya.
Lebih jauh diterangkan olehnya, saat ini ada kurang dari 22.000 tahanan di Belarusia, turun dari 50.000 tahanan saat dia berkuasa hampir 29 tahun yang lalu.
"Saya mungkin bukan diktator yang kuat," tandasnya.
Kendati demikian, Presiden Lukashenko mengatakan nasib negaranya "benar-benar mengganggunya", dan ia telah mempertimbangkan bagaimana menjalani sisa hidupnya tanpa kekuasaan.
"Kadang-kadang saya bertanya pada diri sendiri pertanyaan itu, tetapi kemudian saya terhenti oleh pertanyaan lain: apa yang akan terjadi di masa depan?" katanya.
BACA JUGA:
"Saya tidak berpikir bahwa saya tidak diperlukan, tetapi apa yang akan terjadi jika ada orang baru yang menghancurkan segalanya?" lanjutnya.
"Saya memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan, apa yang akan terjadi setelah saya? Ada pertanyaan seperti itu dan telah terpikir oleh banyak orang, tidak hanya Anda," lugasnya.
Diketahui, rumor mengenai kesehatan Presiden Lukashenko telah beredar selama beberapa bulan. Ia sempat melewatkan jamuan makan siang yang diselenggarakan Presiden Vladimir Putin usai perayaan Hari Kemenangan 9 Mei di Moskow.