JAKARTA - Faksi bersenjata Irak pro-Iran Kataeb Hezbollah membantah tuduhan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu soal penculikan ilmuwan Israel-Rusia Elizabeth Tsurkov yang hilang di Irak selama berbulan-bulan.
Kataeb Hezbollah adalah faksi kuat dari Hashed al-Shaabi Irak, mantan paramiliter yang didukung Iran yang diintegrasikan ke dalam pasukan keamanan Irak dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam siaran pers melalui saluran Telegram, juru bicara kelompok itu Abu Ali al-Askari mengatakan pihaknya juga berupaya mencari tahu nasib Elizabeth.
"Pernyataan oleh perdana menteri entitas Zionis (Israel) mengenai keberadaan sandera agen keamanan Israel di Irak adalah indikator yang sangat berbahaya," ujarnya seperti mengutip Al Arabiya dari AFP 7 Juli.
"Organisasi keamanan terkait harus mengungkap jaringan yang terkait dengan entitas ini dan membawa mereka ke pengadilan," lanjutnya.
"Pada gilirannya, Kataeb Hizbullah akan bekerja tanpa lelah untuk mencari tahu nasib sandera atau sandera Zionis di Irak... untuk mengetahui lebih lanjut tentang niat geng kriminal yang memfasilitasi pergerakan mereka di sebuah negara... yang melarang dan mengkriminalisasi apapun hubungan dengan Israel," tandas pernyataan itu.
Breaking: @IsraeliPM just broke the news that Elizabeth Tsurkov, an Israeli-Russian researcher, was kidnapped in #Baghdad in Mar. 2023 . @Elizrael is alive & currently being held hostage by an Iraqi Shiite group.
We urge the @IraqiGovt to work diligently on securing Elizabeth’s… pic.twitter.com/q7g0Hb6WGI
— Hostage Aid Worldwide (@HostageAid) July 5, 2023
Pada Hari Rabu, kantor PM Netanyahu mengatakan seorang akademisi Israel-Rusia yang diduga hilang di Baghdad pada Bulan Maret, masih hidup dan ditahan di Irak oleh kelompok Syiah Kataeb Hezbollah, seperti mengutip The National News.
Tsurkov dikatakan telah mengunjungi Irak "dengan paspor Rusia atas inisiatifnya sendiri, untuk mengerjakan penelitian doktoral dan akademisnya atas nama Universitas Princeton di Amerika Serikat."
Menurut sumber intelijen Irak, Tsurkov diculik di Bagdad "pada awal Ramadan', bulan puasa umat Islam yang tahun ini dimulai pada 23 Maret.
Seorang diplomat Barat yang ditempatkan di Irak yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, Elizabeth tiba di Baghdad "pada awal Desember 2022,".
Situs web Tsurkov mengatakan dia adalah seorang peneliti di New Lines Institute for Strategy and Policy, serta seorang peneliti di Forum for Regional Thinking, sebuah wadah pemikir Israel-Palestina yang berbasis di Yerusalem.
BACA JUGA:
"Liz adalah bagian dari Amerika. Dia bekerja dengan think tank Washington, menulis untuk majalah Amerika dan belajar di Universitas Princeton. Dia pantas mendapatkan segala upaya Amerika untuk membawanya ke tempat yang aman," kata New Lines pada hari Rabu.
Sementara itu, saksi yang mengenalnya mengatakan, Tsurkov biasa bergerak bebas di ibu kota Irak.
Dia berfokus pada faksi pro-Iran dan gerakan ulama Syiah Irak Muqtada al-Sadr sebagai bagian dari penelitiannya di wilayah tersebut, menurut beberapa jurnalis yang pernah bertemu dengannya.