Bagikan:

DIY - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul melakukan desinfeksi formalin 10 persen di tempat-tempat penguburan bangkai sapi dan kambing di kawasan Padukuhan Jati, Desa Candirejo.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti, mengungkapkan upaya itu untuk mengantisipasi penyebaran antraks.

"Kami melakukan desinfeksi dengan formalin beberapa kali di Jati dan sudah menghabiskan formalin 400 liter," kata Wibawanti di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis 6 Juli, disitat Antara.

Wibawanti mengatakan sejauh ini sebanyak 12 ekor hewan ternak positif antraks di Padukuhan Jati. Dengan rincian, 6 ekor sapi dan 6 ekor kambing.

Dia mengatakan, DPKH Gunungkidul juga melakukan pemberian antibiotik terhadap hewan ternak yang ada di Padukuhan Jati. Adapun rinciannya, sapi 77 ekor dan kambing 286 ekor. Termasuk pemberian vaksinasi antraks.

"Kami secara intensif melakukan komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakat, petugas kesehatan, pamong kalurahan, dan kapanewon," tuturnya.

Untuk memastikan perkembangan antraks di Padukuhan Jati, Wibawanti mengatakan petugas kesehatan mengambil sampel tanah di lokasi penguburan hewan ternak positif antraks.

"Sampel tanah ini untuk uji laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates. Kami ambil sampel di empat tempat, dan keluar pada 23 Juni 2023, yakni tiga lokasi positif antraks," katanya.

Dia mengatakan, DPKH Gunungkidul melakukan KIE dengan kepala dusun untuk melakukan pembatasan lalu lintas ternak, terutama di Padukuhan Jati.

Ia berharap hewan ternak dari Padukuhan Jati tidak keluar dulu supaya antraks-nya tidak menyebar kemana-mana.

"Kami melakukan lokalisasi hewan ternak dari Padukuhan Jati. Kebetulan, Jati ini terpisah dengan padukuhan lainnya, sehingga memungkinkan mempermudah dalam pengawasan lalu lintas ternak," tandasnya.