JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengirim orang ke negara tetangga sejak bulan lalu untuk mengejar Harun Masiku. Keberadaan buronan kasus suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI tersebut sempat terendus sehingga tim segera dikirim.
"Terkait dengan saudara HM (Harun Masiku) yang DPO ya, ini sekitar satu bulan yang lalu, tim kami kirim ke salah satu negara tetangga dan melakukan pengecekan karena memang ada informasi saudara HM itu di sana," kata Plt Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Juli.
Tak dirinci secara pasti keberadaan Harun. Asep hanya memastikan tiap informasi yang didapat langsung ditelusuri untuk melakukan penangkapan.
"Ada informasi saudara HM itu di sana, ada di masjid, kami sudah cek di sana, ada juga yang bilang dia itu ada di gereja, kita sudah cek di sana, ada juga yang tinggal di apartemen, kami sudah cek ke sana," ucap Asep.
Adapun pencarian Harun dipastikan bukan hanya dengan mendatangi lokasi. Asep bilang ada berbagai cara yang dilakukan, termasuk bertanya ke masyarakat sekitar.
"Dan kita juga bekerja sama dengan aparat penegak hukum yang ada di sana, kita diantar, jadi tidak ilegal, datang secara legal, bertemu dengan aparat penegak hukum di sana menyampaikan, karena memang juga informasi awalnya di sana," ujar Asep.
BACA JUGA:
Saat ini KPK masih mengejar tiga buronannya. Mereka adalah Kirana Kotama yang dicari sejak 2017 karena dugaan suap pengajuan revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau pada 2014 kepada Kementerian Kehutanan.
Kedua, Paulus Tannos yang tersandung kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP). Dia saat ini berada di Singapura.
Selanjutnya, eks caleg Harun Masiku juga masih buron. Tersangka pemberi suap ke eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan itu masih belum diketahui keberadaannya.