Vaksinasi Antraks di Zona Merah Gunungkidul Rampung
Ilustrasi. Petugas menyiapkan vaksin antraks di kantor DPPK Gunungkidul, Wonosari, DI Yogyakarta. (Antara-Hendra N)

Bagikan:

DIY - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul rampung menyelesaikan vaksinasi antraks hewan ternak di zona merah dan kuning.

Vaksinasi antraks zona merah di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo kelar sejak Juni 2023. Sedangkan di wilayah perbatasan atau rawan tertular rampung belum lama ini rampung.

"Di lokasi tertular (zona merah) dan zona kuning yang berbatasan langsung dengan Padukuhan Jati sudah selesai. Vaksinasi antraks menyasar hewan ternak sapi dan kambing," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul Retno Widiastuti mengatakan, di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa, 15 Agustus, disitat Antara.

Ia mengatakan, vaksin antraks pada hewan ternak didahului dengan penyuntikan antibiotik. Pelaksanaannya sesuai standar operasional prosedur (SOP), pemberian vaksin menunggu jeda dua minggu setelah penyuntikan antibiotik.

"Syarat lainnya, ternak yang divaksin tidak dalam keadaan bunting maupun sakit," katanya.

Berdasarkan data, sasaran vaksin antraks menyasar 2.000 ekor ternak terdiri atas sapi dan kambing. Namun, sejauh ini targetnya masih di zona merah dan kuning merata ke seluruh hewan ternak.

Untuk stok vaksin, katanya, aman, karena beberapa waktu lalu mendapatkan bantuan sebanyak 11.107 dosis dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Informasi mengenai hewan ternak mati juga nihil.

"Vaksin diulang setiap 6 bulan selama 10 tahun," katanya.

Selain itu, petugas juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya penularan antraks. Masyarakat diberikan edukasi tentang penyembelihan hewan ternak sesuai dengan tata cara.

"Kalau mati mendadak jangan disembelih supaya resiko penyebaran penyakit dapat dicegah," katanya.

Sebagai langkah antisipasi munculnya kasus antraks di sekitar lokasi zona merah, lanjut Retno, petugas menyirami tanah dengan cairan formalin. Meski hasil laboratorium menyatakan sampel tanah negatif, warga harus tetap waspada.

"Untuk hewan ternak yang telah divaksin, tahapan berikutnya diperiksa titer antibodi untuk mengetahui kekebalan tubuh," katanya.

Dia mengatakan DPKH Gunungkidul juga melakukan pencegahan lumpy skin disease virus (LSD). Kasusnya tidak berbahaya, namun menyebabkan kematian dan merugikan peternak.

"Kami juga mengejar target vaksin LSD, jadi selang seling pelaksanaannya (vaksin)," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno meminta vaksinasi pada hewan ternak dilakukan secara merata. Selain di zona merah dan kuning, juga menyasar wilayah lain.

"Tentu kita semua tidak ingin tren kasus antraks naik dan berdampak negatif bagi peternak maupun petani," kata Suharno.