Bagikan:

JAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta masyarakat mewaspadai lahar yang tersapu ke pemukiman usai erupsi Gunung Merapi.

"Rekomendasi kepada masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata Petugas pengamat Gunung Merapi BPPTKG, Heru Suparwaka dalam keterangannya, Rabu, 27 Januari.

Heru juga meminta masyarakat setempat untuk tidak melakukan kegiatan apapun, termasuk berwisata di daerah potensi bahaya erupsi gunung yang memiliki tinggi 2.968 meter di atas permukaan laut tersebut.

"Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan," ungkap dia.

BPPTKG juga meminta Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini. 

Heru menyebut muntahan awan panas teramati sebanyak 21 kali. "Awan panas 21 kali, amplitudo maksimal 600 mm dengan durasi 197 detik. Estimasi jarak maksimum 1600 meter," kata Heru dalam keterangan tertulis, Rabu, 27 Januari.

Guguran awan panas tersapu angin kencang mengarah ke hulu Kali Krasak dan Boyong. Guguran terpantau sebanyak empat kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter.

Ada pun cuaca saat ini berawan dengan angin yang bertiup ke arah timur dan tenggara. Suhu udara 20 sampai 26 derajat celsius. 

"Saat ini, tingkat aktivitas Gunung Merapi berada pada level III (Siaga)," imbuhnya.