JAKARTA - Gunung Merapi meletus sekitar pukul 13.45 WIB, Rabu, 27 Januari. Dari Akun Twitter, Jaringan Informasi Lingkar Merapi (JALIN Merapi), diceritakan, letusan ini membuat hujan pasir di Tegalmulyo, Klaten.
"Hujan pasir, hujan pasir," kata seseorang yang merekam video, yang diunggah akun Twitter tersebut.
Hujsn abu di tegalmulyo atas #canguk #pajegan klaten pic.twitter.com/MXRVB49lfw
— JALIN Merapi (@jalinmerapi) January 27, 2021
Sementara, salah satu warga Kaliurang, Yogyakarta, Fandy mengatakan, warga di sekitar lereng Gunung Merapi tak tampak kepanikan dengan kondisi ini.
Dari lokasi dia berdiri, tampak awan hitam membumbung tapi tidak terlihat lava. Katanya, kondisi ini berbeda dibanding yang terjadi saat Merapi meletus pada 2010.
"Ini tidak ada kepanikan. Tapi ini suasananya beda dari 2010. Yang sekarang enggak ada hujan abu," kata dia dihubungi VOI dari Jakarta, Rabu, 27 Januari.
Sementara, warga Kaliurang lainnya, Adi Nugroho yang dihubungi VOI dari Jakarta, mengatakan, warga yang berada di radius 8 kilometer diungsikan. Dia mendapatkan informasi itu dari handytalky yang ada di desanya.
"Warga yang ada di sekitar 8 kilometer sudah diungsikan, pokoknya yang di atas sudah disepikan. di daerah Kaliurang, Cangkringan," kata warga Kaliurang, Adi Nugroho dihubungi VOI dari Jakarta.
Dia mengatakan, asap dari letusan itu tampak terbawa angin ke arah Klaten dan Boyolali. Sementara, gugurannya mengarah ke Kaliurang.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 14 kali. Awan panas ini jarak luncur maksimumnya sejauh 1.500 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong.
"Akibat awan panas ini, dilaporkan terjadi hujan abu intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, dan Boyolali kota," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida dikutip Antara, Rabu, 27 Januari.
Dia meminta masyarakat mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik tersebut.
Berdasarkan periode pengamatan mulai pukul 06.00-10.00 WIB, awan panas guguran pertama keluar pada pukul 06.03 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 83 detik. Jarak luncurnya diperkirakan sejauh 800 meter ke barat daya dengan tinggi kolom tersapu angin ke lereng arah timur.
Awan panas kedua meluncur pada pukul 06.08 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 43 mm dan durasi 111 detik. Awan panas meluncur ke Kali Karasak dan Boyong dengan jarak luncur 1.000 meter dan tinggi kolom tersapu angin ke lereng arah timur.
Selanjutnya awan panas guguran terjadi pada pukul 06.21 WIB dengan amplitudo 45 mm dan durasi 117 detik dan jarak luncur 1.000 meter ke arah barat daya.
Sementara luncuran awan panas terakhir terjadi pada pukul 09.42 WIB. Awan panas guguran ini tercatat dengan amplitudo 15 mm dan durasi 90 detik. Jarak luncur 900 meter ke arah barat daya.
BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga dengan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer.
Sementara apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius tiga km dari puncak.