Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal menyebut pembangunan Sodetan Ciliwung saat ini telah rampung. Tanggul penahan sodetan dengan aliran sungai juga telah dicopot.

Namun, ia mengaku proyek pengendalian banjir Jakarta ini belum difungsikan. Alasannya, proyek Sodetan Ciliwung masih perlu ditata pada area lanskap di sekitar jalur sodetan.

"(Sodetan Ciliwung) tinggal lanskapnya saja. Taman-tamannya masih finishing. Mestinya, (pembangunan) sudah selesai dengan dicabutnya penahan itu," kata Yusmada kepada wartawan, Selasa, 4 Juli.

Presiden Joko Widodo memang menargetkan Sodetan Ciliwung selesai dibangun bulan April lalu. Namun, Yusmada menyebut pekerjaan di luar sodetan masih perlu diselesaikan.

"Kemarin kan harapannya April itu bisa selesai secara fungsinya. Tapi, pekerjaan-pekeejaan lain, ruang-ruamg publik itu harus ditanamin segala macam. Ruang bangunan itu, disamping fungsi itu estetikanya, harusnya sudah selesai," urai Yusmada.

Lebih lanjut, Yusmada mengaku tidak mengetahui jadwal uji coba pengoperasian Sodetan Ciliwung. Sebab, pembangunan proyek ini merupakan wewenang Kementerian PUPR.

"Saya harus konfirmasi dulu ke kementerian, ya. Kalaupun perespiannya itu, nanti, lah. Tunggu perkembangan. Saya tidak bisa ikut campur," tuturnya.

Pada Selasa, 24 Januari lalu, area outlet Sodetan Ciliwung di Kebon Nanas, Jatinegara itu sempat ditinjau oleh Presiden Joko Widodo.

Jokowi menyoroti kondisi pengerjaan Sodetan Ciliwung yang sempat mangkrak selama era Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Setelah Heru menjabat, Pemprov DKI langsung melakukan pembebasan lahan sejumlah bidang pemukiman warga yang menjadi area outlet sodetan.

"Sodetan Ciliwung yang sudah berhenti 6 tahun ini kemarin satu setengah bulan telah dibebaskan lahan di sini, sehingga bisa dimulai lagi penyebarannya dan kita harapkan nanti di April insyaallah sudah selesai," kata Jokowi di lokasi, Selasa, 24 Januari.

Jokowi menguraikan, gorong-gorong raksasa sepanjang 1,3 kilometer ini, ketika beroperasi, bisa mengurangi debit air 33 meter kubik per detik pada aliran Kali Ciliwung untuk dialihkan ke Banjir Kanal Timur (BKT).

"Kemudian kalau pada (status) Siaga 1 (alirannya bisa mencapai) 63 meter kubik per detik. Gede sekali. Itu sangat kalau nanti sudah berfungsi sangat mengurangi banjir yang ada di Jakarta," urai Jokowi.