Bagikan:

JAKARTA - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai Pemprov DKI dan PT Jakarta Propertindo perlu segera memetakan kekurangan infrastruktur hingga sarana pendukung Jakarta International Stadium (JIS).

Hal ini merujuk pada opsi JIS menjadi salah satu venue Piala Dunia U-17 pada November mendatang. Ketika semua sepakat JIS memiliki kekurangan dalam penyelenggaraan sepak bola internasional, pembenahan mulai direncanakan.

Dari rencana pembenahan ini, Gembong memandang pemerintah pusat perlu membantu Pemprov DKI dalam mendanai renovasi JIS jika dirasa memberatkan APBD DKI.

"Diinventarisasi lah satu per satu persoalan mana yang belum memenuhi standar FIFA. Kemudian kta hitung alokasi anggarannya berapa. kalo anggarannya tidak terlalu berat pemprov mampu lah. Tetapi kalo bebannya berat tentu harus gotong royong antara pusat dan daerah dan BUMD," kata Gembong kepada wartawan, Senin, 3 Juli.

Maka dari itu, Gembong menyarankan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memfasilitasi Jakpro selaku BUMD pengelola JIS dengan pemerintah pusat dalam mempercepat pembenahan stadion yang pembangunannya menelan biaya sekitar Rp5 triliun tersebut.

"Ini kan untuk kepentingan yang lebih besar, perlu Kolaborasi pusat dan daerah yang harus dibangun dengan baik. Jadi, tidak melempar tanggung jawab ini tanggung jawab siapa," urai Gembong.

Piala Dunia U-17 dijadwalkan akan digelar pada 10 November hingga 2 Desember mendatang. Mengenai penggunaan venue atau stadion, hingga saat ini FIFA masih belum melakukan pengecekan.

Stadion Gelora Bung Karno berkemungkinan kecil untuk menggelar pembukaan Piala Dunia U-17 karena bentrok dengan agenda konser band Coldplay yang sebelumnya lebih dulu mendapatkan izin penggunaan konser yang bakal digelar pada 15 November mendatang.

JIS jadi salah satu stadion yang jadi opsi venue Piala Dunia U-17. Jakarta International Stadium (JIS) bakal direnovasi untuk venue Piala Dunia U-17 meski masih tergolong stadion baru. Soal itu, Menpora Dito Ariotedjo menjelaskan secara detail terkait permasalahan terkait renovasi JIS.

“Terkait di JIS lagi ramai polemiknya jadi banyak pihak yang beda pendapat. Tapi prinsip sebenarnya, terkait stadion tidak hanya JIS ada 22 stadion Indonesia ini yang akan kita fokuskan kita lihat dari akses mana saja mana perlu diperbaiki, renovasi, dan disempurnakan kita bisa melihat," ucap Dito Ariotedjo dalam keterangan yang diterima Minggu, 2 Juli.

Lebih lanjut, Menpora mengatakan bahwa JIS dan sejumlah stadion di Tanah Air sejatinya merupakan sarana multifungsi yang bukan hanya diperuntukan bagi sepakbola. Maka dari itu kepedannya perlu optimalisasi demi bisa memenuhi segala standar untuk menggelar event internasional.

“Stadion ini multifungsi, tidak hanya bola bisa juga atletik di situ, jadi kita ingin 22 stadion di seluruh Indonesia ini kedepannya kita pastikan semua itu ini optimalisasi secara teknis dan juga secara spesifikasi. Semua harus kita pastikan harus memenuhi segala standar dibutuhkan dalam penyelenggaraan event-event nasional baik standar dari federasi dari atletik internasional, dari federasi sepak bola internasional, dan federasi internasional lainnya,” urai Dito.

Terkait JIS, Dito mengatakan stadion ini sangat baik bahkan memiliki tampil seperti di Eropa. Namun Dito menilai JIS masih punya masalah.

"JIS kita akui adalah stadion yang sangat baik, kita kalau masuk stadion saja itu serasa feel-nya sudah seperti kaya di Eropa. Tapi memang, kita harus berani mengakui ada beberapa catatan perbaikan dan kita sempurnakan dalam rangka event internasional nantinya dihadiri baik itu dari tamu negara asing, dan lokal. Ini memastikan tidak ada kendala-kendala," imbuhnya.