JAKARTA - Pemerintah Swedia pada Hari Minggu mengutuk pembakaran Al-Qur'an pekan lalu di luar masjid utama Stockholm, menyebut hal tersebut sebagai tindakan "Islamofobia".
Menteri Luar Negeri Swedia berbicara setelah badan kerja sama negara Islam internasional menyerukan langkah-langkah untuk menghindari pembakaran di masa depan.
"Pemerintah Swedia memahami sepenuhnya, tindakan Islamofobia yang dilakukan oleh individu pada demonstrasi di Swedia dapat menyinggung umat Islam," kata Kementerian Luar Negeri, melansir The National News 3 Juli.
"Kami sangat mengutuk tindakan ini, yang sama sekali tidak mencerminkan pandangan pemerintah Swedia," lanjut kementerian itu.
Kecaman itu datang sebagai tanggapan atas seruan untuk tindakan kolektif untuk menghindari pembakaran Al-Qur'an di masa depan, oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berbasis di Saudi.
Badan beranggotakan 57 orang itu bertemu di markas besarnya di Jeddah, untuk menanggapi insiden Hari Rabu di mana seorang warga Irak yang tinggal di Swedia, Salwan Momika (37), menginjak kitab suci Islam dan membakar beberapa halaman.
Organisasi tersebut mendesak negara-negara anggota untuk "mengambil langkah-langkah terpadu dan kolektif. untuk mencegah terulangnya insiden penodaan salinan" Al-Qur'an, katanya setelah pertemuan luar biasa.
"Pembakaran Al-Qur'an, atau teks suci lainnya, merupakan tindakan ofensif dan tidak sopan serta provokasi yang jelas," sebut Kementerian Luar Negeri Swedia.
"Ekspresi rasisme, xenofobia dan intoleransi terkait tidak memiliki tempat di Swedia atau di Eropa," tandas kementerian itu.
Pihak kementerian menambahkan, Swedia menjamin "hak kebebasan berkumpul, berekspresi dan demonstrasi yang dilindungi secara konstitusional".
Diketahui, polisi Swedia telah memberikan izin kepada Momika sejalan dengan perlindungan kebebasan berbicara, tetapi pihak berwenang kemudian mengatakan mereka telah membuka penyelidikan atas "hasutan terhadap kelompok etnis".
BACA JUGA:
Tercatat bahwa Momika telah membakar halaman-halaman kitab suci Islam di lokasi yang sangat dekat dengan masjid.
Buntut pembakaran Al-Qur'an tersebut, negara-negara seperti Irak, Kuwait, UEA dan Maroko telah memanggil Duta Besar Swedia sebagai protes atas insiden pembakaran Al-Qur'an.
Pada Hari Minggu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan, Teheran menunda pengiriman duta besarnya yang baru untuk Swedia, Hojjatollah Faghani, menyusul pembakaran itu.