JAKARTA - Penembakan massal kembali mengguncang Amerika Serikat, saat dua orang tewas dan 28 lainnya luka-luka, mayoritas korbannya anak-anak, saat sebuah pesta digelar di kawasan Brooklyn Homes South Baltimore, Baltimore, Maryland, sekitar pukul 12:35 waktu setempat Hari Minggu.
Dua korban tewas akibat penembakan tersebut diidentifikasi oleh polisi sebagai wanita berusia 18 tahun dan seorang pria berusia 20 tahun.
Hingga Minggu sore, sembilan orang lainnya yang terluka masih dirawat di rumah sakit, beberapa dari mereka tercatat dalam kondisi kritis, kata polisi kepada wartawan, melansir Reuters 3 Juli.
Di antara 28 orang yang selamat yang terluka, diperkirakan 14 orang berusia di bawah 18 tahun, kata Richard Worley, penjabat komisaris Departemen Kepolisian Baltimore, mencatat bahwa mereka masih berusaha memastikan usia korban.
Sementara, stasiun televisi Baltimore WBAL-TV, afiliasi NBC, melaporkan usia mereka yang terluka berkisar antara 13 hingga 32 tahun.
Penembakan itu kemungkinan menempati peringkat teratas tindakan kekerasan bersenjata terbesar di Baltimore dalam hal jumlah korban sejak tahun 2014, menurut surat kabar Baltimore Sun, mengutip data paling awal yang disimpan oleh Arsip Kekerasan Senjata nirlaba.
Worley mengatakan, polisi sedang mencari beberapa tersangka, mengimbau masyarakat untuk memberikan informasi atau video apa pun yang dapat membantu penyelidik mengidentifikasi para pelaku.
"Kami tahu pasti ada lebih dari satu. Kami tidak tahu berapa banyak (tersangka)," kata Worley.
Seorang warga di lingkungan itu, Terry Brown, mengatakan kepada Baltimore Sun, dia tengah berdiri di luar rumahnya ketika terdengar suara tembakan, diikuti oleh serbuan orang yang melarikan diri karena panik mencari perlindungan.
"Itu adalah kekacauan," ujar Brown.
"Orang tua berlarian mencari anak-anak mereka, berteriak dan menjerit, dan tidak tahu apakah anak mereka terkena peluru," terangnya.
Sedangkan seorang saksi yang diwawancarai oleh stasiun televisi Fox 45 menceritakan mendengar 20 hingga 30 tembakan.
BACA JUGA:
Terpisah, Wali Kota Brandon Scott menyebut penembakan itu sebagai tindakan sembrono dan pengecut," bersumpah mereka yang bertanggung jawab akan diadili.
"Kami tidak akan berhenti sampai kami menemukan Anda, dan kami akan menemukan Anda," tegasnya.
Tragedi itu mengguncang Baltimore, kota terpadat di Maryland, 40 mil (64 km) timur laut Washington D.C., pada awal liburan akhir pekan Empat Juli, pada saat orang Amerika biasanya berkumpul untuk parade, barbekyu dan pesta kembang api.