Bagikan:

JAKARTA - Mantan Kepala Strategi Presiden Vladimir Putin mendesak diakhirinya kelompok-kelompok tentara bayaran di Rusia, setelah pemberontakan yang dilakukan oleh Wagner Grup pimpinan Yevgeny Prigozhin, memperingatkan kelompok seperti itu mengganggu rantai komando.

Vladislav Surkov, yang pernah dikenal sebagai 'dalang boneka' Kremlin baik oleh kawan maupun lawan mengatakan, "perusahaan militer swasta" merupakan ide yang diimpor dari Amerika Serikat, diciptakan untuk terlibat dalam perang proksi.

"Bagaimana mungkin sebuah unit militer bisa bersifat privat dalam pemahaman kita? Ini sama sekali tidak sesuai dengan budaya politik, manajerial, dan militer Rusia," ujar Surkov, yang meninggalkan Kremlin pada tahun 2020, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh rekannya, Alexei Chesnakov, melansir Reuters 27 Juni.

Kelompok-kelompok semacam itu, kata Surkov, berisiko mengubah Rusia menjadi "semacam zona kesukuan Eurasia" sambil membagi komando angkatan bersenjata, ketika Rusia berperang dalam apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.

"Mengapa kita membutuhkan mereka hari ini, ketika kita secara terbuka berpartisipasi dalam pertempuran untuk Ukraina? Ini bukan perang proksi, ini adalah SVO," ujar Surkov.

"Tentara harus diperkuat tidak hanya dengan senjata, tetapi juga dengan kesatuan komando," tegasnya.

Sebagai wakil kepala pertama pemerintahan Kremlin dari 1999 hingga 2011, Surkov membantu Putin membentuk sistem politiknya yang dikontrol ketat. Ia kemudian bekerja di pemerintahan dan kemudian kembali ke Kremlin sebagai penasihat Putin.

Surkov sendiri menggambarkan Prigozhin sebagai "oligarki", merinci masa lalu kriminal bos tentara bayaran itu di St. Peterburg.

Pada 1981, saat berusia 20 tahun, Prigozhin dijatuhi hukuman 13 tahun penjara karena perampokan dan penyerangan, termasuk mencekik seorang perempuan hingga pingsan, menurut dokumen pengadilan pada saat itu.

"Hanya itu yang perlu Anda ketahui tentang Prigozhin," sebut Surkov.

Terpisah, Prigozhin mengatakan pada Hari Senin, tindakan yang dilakukan pasukannya pada akhir pekan lalu, tidak dimaksudkan untuk menggulingkan Pemerintahan Rusia, melainkan bentuk protes atas apa yang dikatakannya sebagai pelaksanaan perang yang tidak efektif di Ukraina.

Prigozhin bulan lalu mengatakan, julukan "koki Putin" yang diberikan kepadanya adalah bodoh karena ia tidak bisa memasak, menyindir bahwa julukan "tukang daging Putin" mungkin lebih tepat.