JAKARTA - Israel kembali mengambil langkah kontroversi dengan menerbit ribuan izin pembangunan rumah di Tepi Barat, langkah yang menuai kritik dari Amerika Serikat.
Dewan Perencanaan Tertinggi Pemerintah Israel menyetujui pembangunan sekitar 5.700 rumah lagi bagi para pemukim Yahudi di Tepi Barat yang diduduki pada hari Senin.
Meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat untuk menghentikan perluasan permukiman, yang dianggap Washington sebagai penghalang perdamaian dengan Palestina, persetujuan akhir diberikan kepada 818 unit, sementara yang lainnya masih dalam berbagai tahap proses.
Langkah tersebut mendapat pujian dari pemimpin pemukim Yahudi.
"Saya berterima kasih kepada pemerintah Israel atas kelanjutan pembangunan pemukiman Israel," kata Shlomo Ne'man, kepala Dewan Regional Gush Etzion Tepi Barat dan ketua Dewan Yesha, melansir The National News 27 Juni.
"Khususnya di hari-hari yang sulit ini, ini adalah jawaban Zionis yang paling tepat bagi semua pihak yang berusaha menghancurkan kami," lanjutnya.
Mayoritas negara di dunia menganggap permukiman yang dibangun di atas tanah yang direbut oleh Israel dalam perang 1967 itu ilegal. Keberadaan permukiman itu merupakan salah satu hal mendasar konflik Palestina-Israel.
Terpisah, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, keputusan Israel tersebut sangat mengganggu.
Miller mengatakan, para pejabat AS telah menyatakan dengan jelas, baik secara terbuka maupun tertutup kepada Israel, bahwa mereka menentang langkah yang memajukan permukiman.
"Perluasan permukiman merusak kelangsungan geografis dari solusi dua negara, memperburuk ketegangan dan semakin merusak kepercayaan antara kedua belah pihak," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby.
Diketahui sejak mulai menjabat pada Bulan Januari, koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyetujui pembangunan lebih dari 7.000 unit rumah baru, yang sebagian besar berada di wilayah Tepi Barat.
"Pemerintah Israel mendorong kami dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menuju pencaplokan penuh Tepi Barat," kata lembaga pengawas permukiman Israel, Peace Now.