JAKARTA - Perdana Menteri Mikhail Mishustin mengatakan pada Hari Senin, Rusia telah menghadapi tantangan stabilitas dan harus tetap bersatu di belakang Presiden Vladimir Putin, setelah pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner Grup pada Hari Sabtu.
Di bawah kesepakatan pada Sabtu malam yang meredakan krisis dan menghindari kemungkinan pertumpahan darah, Kremlin mengatakan tentara bayaran Wagner akan kembali ke markas.
Sementara, pemimpin kelompok itu Yevgeny Prigozhin akan pindah ke Belarusia. Semua tuduhan kriminal terhadapnya dan para pejuangnya akan dibatalkan, kata Kremlin.
Dalam komentar publik pertama pejabat senior terhadap peristiwa tersebut, PM Mishustin mengimbau persatuan nasional untuk menghadapi apa yang dia katakan sebagai upaya Barat untuk melemahkan Rusia.
"Hal utama dalam kondisi seperti ini adalah memastikan kedaulatan dan kemandirian negara kita, keamanan dan kesejahteraan warga negara," ujar PM Mishustin, melansir Reuters 26 Juni.
"Untuk itu, konsolidasi seluruh masyarakat sangat penting, kita perlu bertindak bersama, sebagai satu tim, dan menjaga persatuan semua kekuatan, bersatu di sekitar presiden," tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, PM Mishustin, mantan kepala layanan pajak federal Rusia, juga menyindir Barat.
BACA JUGA:
"Seperti yang dikatakan presiden, hampir seluruh mesin militer, ekonomi, dan informasi Barat diarahkan untuk melawan kami," ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Putin mengatakan pada Hari Sabtu, pemberontakan yang dilakukan oleh pasukan tentara bayaran Wagner telah mengancam eksistensi Rusia dan bersumpah untuk menumpasnya.
Namun, sejak saat itu, ia belum berkomentar secara terbuka mengenai peristiwa tersebut atau kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk meredakan krisis.