JAKARTA - Jepang pada Hari Selasa mengadopsi cetak biru keamanan luar angkasa pertamanya untuk memanfaatkan perbatasan dengan lebih baik untuk tujuan pertahanan selama 10 tahun ke depan, sebagai tanggapan atas meningkatnya penggunaan militer luar angkasa oleh Tiongkok dan Rusia.
Dalam peta jalan yang disusun berdasarkan Strategi Keamanan Nasional yang diperbarui pada Desember 2022, Pemerintah Perdana Menteri Fumio Kishida juga berkomitmen untuk memajukan proyek-proyek pertahanan Jepang dengan memanfaatkan teknologi ruang angkasa sektor swasta.
Pilar utama cetak biru itu adalah rencana untuk memperkuat sistem pengumpulan informasi guna meningkatkan efektivitas kemampuan serangan balik, atau serangan terhadap pangkalan musuh, yang telah dijanjikan Jepang pada akhir tahun lalu untuk diakuisisi sambil mempertahankan Konstitusi yang menolak perang.
Peta jalan ini disahkan ketika Beijing terus mendorong proyek pengembangan luar angkasanya sendiri, yang memicu spekulasi persaingan antara Tiongkok dan Amerika Serikat dalam domain ini akan semakin meningkat. Rusia juga telah mengembangkan kemampuan luar angkasa yang terkait dengan militer.
Namun, upaya nyata pemerintah Jepang untuk mempercepat integrasi sektor pertahanan dan sipil negara ini dapat memicu reaksi keras dari partai-partai oposisi, yang telah berusaha mengkritik serangkaian kebijakan keamanan yang relatif hawkish yang dipalu oleh Partai Demokratik Liberal yang berkuasa di bawah kepemimpinan PM Kishida.
#PMinAction: On June 13, 2023, Prime Minister Kishida held the 28th meeting of the Strategic Headquarters for Space Development at the Prime Minister’s Office. At the meeting, the participants engaged in discussions on the Basic Plan on Space Policy (draft). pic.twitter.com/k3OW3vdwrk
— PM's Office of Japan (@JPN_PMO) June 13, 2023
"Demi keamanan nasional, kami akan secara dramatis meningkatkan penggunaan sistem luar angkasa dan memastikan pemanfaatan domain yang aman dan stabil," kata PM Kishida dalam pertemuan Hari Selasa, melansir Kyodo News 13 Juni.
Cetak biru tersebut mengatakan, pengembangan teknologi sektor ruang angkasa memiliki "implikasi langsung terkait keuntungan militer," mengutip sebagai contoh penggunaan data dari satelit komersial AS dan Eropa, untuk membantu Ukraina dalam operasi militer dalam perang menghadapi invasi Rusia.
Selain itu, Pemerintah Jepang juga telah menyatakan kekhawatirannya tentang "perluasan ancaman yang cepat" dari beberapa negara, seperti China, yang telah secara signifikan meningkatkan sistem pengumpulan informasi mereka di ruang angkasa, serta mengembangkan kemampuan untuk menyerang satelit.
Mengenai kemampuan serangan baliknya sendiri, Jepang berjanji untuk meningkatkan kecepatan transmisi informasi dengan menggabungkan beberapa satelit kecil dan meningkatkan teknologi interpretasi data visual dengan menggunakan kecerdasan buatan.
BACA JUGA:
Diketahui, cetak biru tersebut mengatakan Jepang akan meningkatkan kerja sama dengan Amerika Serikat dan sekutunya untuk mempertahankan satelit, sembari menekankan Pasukan Bela Diri dapat mengganggu sistem komunikasi komando dan informasi negara lain.
Pemerintah juga berjanji untuk meningkatkan kolaborasi antara Kementerian Pertahanan dan Badan Eksplorasi Kedirgantaraan Jepang, dalam upaya memberikan dukungan kepada perusahaan swasta yang terlibat dalam pengembangan teknologi ruang angkasa yang penting, kata cetak biru itu.