Jokowi: Negara Berkonflik Enggak Akan Capai Kemakmuran
Presiden Joko Widodo (Foto: Diah Ayu/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengungkapkan hal-hal pokok yang menjadi acuan Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal pertama, Indonesia mesti terjaga stabilitasnya dari suatu konflik yang melanda negara.

Hal ini diungkapkan Jokowi dalam peluncuran Indonesia Emas 2045 terkait rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2024-2045.

"Tidak ada satu negara pun yang berhasil mencapai sehuah kemakmuran saat kondisinya tidak stabil, tunjukkan negara mana. Saat negaranya terpecah, tidak akan mencapai kemakmuran. Negara itu berkonflik, engga akan tercapai namanya kemakmuran. Kisruh terus, enggak akan tercapai kemakmuran," kata Jokowi di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Juni.

Selanjutnya, Jokowi pentingnya keberlanjutan dan kesinambungan dalam menjalankan kepemimpinan sebuah negara, terutama mencapai visi dan mimpi besar bangsa Indonesia.

"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin (stasiun pengisian bahan bakar). Kalau meteran pom bensin mulai dari nol ya, apakah kita mau begitu? Ndak kan. Masak kaya meteran pom bensin," tutur Jokowi.

Eks Gubernur DKI Jakarta ini menekankan bahwa kepemimpinan yang berkelanjutan dan berkesinambungan merupakan aspek penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

"Mestinya, kalau sudah dari TK, SD, SMP, maka kepemimpinan berikutnya masuk SMA, (lalu) universitas, nanti berikutnya S2, S3. Tidak maju mundur, (seperti tarian) poco poco," ungkap Jokowi yang disambut gelak tawa hadirin acara tersebut.

Berikutnya, Jokowi menekankan pentingnya pembangunan indonesiasentris yang bertumpu pada hilirisasi industri. Menurut Jokowi, Indonesia bisa melompat menjadi setara negara maju jika berhasil membangun hilirisasi industri.

"Membangun, misalnya, perusahaan hilirisasi mineral membangun ekosistem EV (electric vehicle) battery, bagaimana yang dulu yang kita ekspor hanya mentahan, nikel ekspor hanya mentahan bisa jadi lithium battery," tutur Jokowi.

"Bagaimana mencapi ekosistem besar? Itu yang tidak mudah. Perlu kerja detail, perlu dicek terus di lapangan, itu pun bisa meleset apalagi tidak," lanjutnya.