Presiden Jokowi: Jika Tidak Mampu Mengelola Perbedaan, Kita akan Hancur
Presiden Joko Widodo saat memberika keterangan usai penutupan KTT ke-43 ASEAN. (Sumber Tangkapan layar YouTube channel Sekretariat Presiden)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo bersyukur Indonesia mampu menyelenggarakan KTT ke-43 ASEAN dan menuntaskan keketuaannya dengan baik dan lancar, meski di tengah situasi yang tidak mudah dan perbedaan yang ada, sehingga mampu menghasilkan kesepakatan dan konsensus diharapkan.

Presiden Jokowi mengatakan, Keketuaan Indonesia menghasilkan banyak hal sebagai upaya menjaga perdamaian, menjaga dan menjaga kemakmuran kawasan, walaupun di tengah situasi yang sulit

"Di forum memang saya sampaikan, setiap pemimpin yang hadir punya tanggung jawab yang sama-sama besar untuk tidak menciptakan konflik baru, untuk tidak menciptakan ketegangan baru," kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers usai penutupan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Kamis 7 September.

Di saat yang sama, lanjut Presiden Jokowi, menjadi tanggung jawab bersama untuk menurunkan tensi yang panas, mencairkan suasana yang beku, menciptakan ruang dialog.

Presiden mengatakan, dunia akan hancur jika konflik dan ketegangan di suatu tempat dibawa dan dijadikan tarik-menarik di tempat lain.

"Jika kita tidak mampu mengelola perbedaan, kita akan hancur. Jika kita ikut-ikutan terbawa arus rivalitas, kita akan hancur," ujar Presiden Jokowi memberikan penekanan.

"Dunia ini butuh jangkar, butuh penetral, butuh safe house," sambungnya.

Lebih jauh Presiden mengatakan, sampai saat ini ASEAN telah berada pada track yang benar untuk menjalankan peran menjadi menjadi kontributor stabilitas dan perdamaian, serta menjadi epicentrum of growth.

Setelah melalui proses yang panjang dan sulit, Presiden Jokowi mengatakan para pemimpin akhirnya dapat menyepakati EAS Leader's Joint Statement mengenai epicentrum of growth.

"Sekali lagi, ini bukan proses yang mudah," ujarnya.

"Tarik menarik geopolitik yang sangat kental mengingatkan saya seperti saat G20 di Bali. Tapi alhamdulillah konsensus tercapai," sambungnya.

ASEAN sebagai bagian dari kawasan Asia Pasifik terus bekerja keras, berkolaborasi dan mengajak seluruh pihak untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan, kata Presiden Jokowi.

Indonesia dan ASEAN, lanjutnya, juga terus menyuarakan kepentingan negara-negara Pasifik, kepentingan negara berkembang, termasuk hak untuk menyejahterakan rakyatnya melalui hilirisasi industri.

"Dan kesepakatan di bidang ini Alhamdulillah juga berhasil kita capai untuk pengembangan end-to-end ekosistem EV yang didukung penuh oleh RRT, Jepang dan Korea," ungkapnya.

Ditambahkan Presiden Jokowi, terkait situasi Myanmar, ASEAN akan terus melanjutkan upaya yang sudah dilakukan.

"Indonesia melalui keketuaannya telah menyampaikan lima langkah ASEAN untuk membantu Myanmar, salah satunya pembentukan mekanisme Troika," pungkas Presiden Jokowi.