Sekjen PBB Sebut Bhinneka Tunggal Ika Kunci Membangun Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Semua
Sekjen PBB Antonio Guterres. (Wikimedia Commons/U.S. Mission Photo/Eric Bridiers)

Bagikan:

JAKARTA - Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres memuji semboyan Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, mengapresiasi peran Indonesia dan ASEAN dalam berbagai bidang kehidupan di kawasan.

Sekjen PBB mengatakan, dunia sedang berada pada titik puncak krisis, di mana keadaan darurat iklim yang memburuk, meningkatnya perang dan konflik hingga meningkatnya kemiskinan, meluasnya ketidaksetaraan dan meningkatnya ketegangan geopolitik.

"Terdapat risiko nyata akan terjadinya fragmentasi yang menyebabkan keretakan besar dalam sistem ekonomi dan keuangan dunia; dengan perbedaan strategi dalam hal teknologi dan kecerdasan buatan, serta kerangka kerja keamanan yang saling bertentangan," kata Sekjen Guterres dalam keterangannya di sela-sela KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, mengutip situs PBB, Kamis 7 September.

Lebih lanjut, Sekjen PBB memuji ASEAN dan negara-negara anggotanya yang berperan penting dalam membangun jembatan pemahaman.

Menurutnya, ASEAN telah menjadi faktor penting bagi persatuan di dunia yang terpecah belah.

"Dan kita membutuhkan hal ini lebih dari sebelumnya, di dunia yang semakin multipolar dan membutuhkan institusi multilateral yang kuat untuk mengikutinya berdasarkan kesetaraan, solidaritas dan universalitas," urai Sekjen PBB.

"Bhinneka Tunggal Ika, persatuan dalam keragaman, bukan hanya motto nasional Indonesia. Ini adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua. Kita membutuhkan kerja sama di semua bidang," tandas Sekjen PBB.

Sekjen PBB mengatakan, dirinya sangat menghargai Indonesia dan ASEAN yang gigih mengadvokasi krisis iklim, pembangunan berkelanjutan, serta Non Proliferasi dan perlucutan senjata.

Lebih lanjut, Sekjen PBB memuji peran konstruktif konstruktif ASEAN dalam upaya meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan dan Semenanjung Korea, dengan mengedepankan dialog dan mendorong penghormatan terhadap hukum internasional.

Di sisi lain, Ia sangat prihatin dengan memburuknya situasi politik, kemanusiaan, dan hak asasi manusia di Myanmar, termasuk Negara Bagian Rakhine dan penderitaan sejumlah besar pengungsi yang hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.

"Saya menyambut baik pendekatan ASEAN yang berprinsip pada Konsensus Lima Poin, dan saya mendorong semua negara untuk terus mencari strategi terpadu terhadap Myanmar," jelas Sekjen PBB.

Dalam kesempatan tersebut, Sekjen PBB juga menghargai upaya keras Indonesia sebagai ketua ASEAN untuk melibatkan semua pihak yang terlibat dalam konflik dalam dialog politik.

"Dan saya mengulangi seruan mendesak saya kepada penguasa militer Myanmar, untuk mendengarkan aspirasi rakyatnya, membebaskan semua tahanan politik, dan membuka pintu bagi kembalinya pemerintahan yang demokratis," seru Sekjen PBB.

Terpisah, Sekjen PBB juga berterima kasih kepada lebih dari 5.000 pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya yang bertugas di seluruh dunia.