Bagikan:

JAKARTA - Pentagon pada Hari Rabu mengumumkan paket bantuan keamanan baru senilai hingga 175 juta dolar AS untuk Ukraina, termasuk amunisi uranium untuk tank Abrams, yang merupakan pertama kalinya Amerika Serikat mengirimkan amunisi penembus lapis baja yang kontroversial ke Kyiv.

Selain amunisi uranium, Departemen Pertahanan AS mengatakan bantuan militer juga akan mencakup sistem anti-lapis baja, sistem navigasi udara taktis dan amunisi tambahan untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).

Pengumuman tersebut bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Kyiv, sebagai isyarat dukungan ketika serangan balasan Ukraina terhadap pasukan pendudukan Rusia memasuki bulan keempat.

Bantuan senilai 175 juta dolar AS tersebut merupakan bagian dari total lebih dari 1 miliar dolar AS bantuan yang diumumkan Menlu Blinken di ibu kota Ukraina.

Bantuan ini juga mencakup lebih dari 665 juta dolar AS bantuan militer dan keamanan sipil baru, serta jutaan dolar untuk dukungan pertahanan udara Ukraina dan bidang lainnya.

"Bantuan baru ini akan membantu mempertahankannya dan membangun momentum lebih lanjut," puji Menlu Blinken, seperti melansir Reuters 7 September.

Meskipun Inggris mengirim amunisi uranium ke Ukraina awal tahun ini, ini akan menjadi pengiriman amunisi pertama AS dan kemungkinan besar akan menimbulkan kontroversi.

Sebelumnya, Washington mengumumkan akan mengirim munisi tandan ke Ukraina, meskipun ada kekhawatiran akan bahaya senjata tersebut terhadap warga sipil.

Diketahui, penggunaan amunisi depleted uranium telah diperdebatkan dengan sengit. International Coalition to Ban Uranium Weapons mengatakan, ada risiko kesehatan yang berbahaya dari menelan atau menghirup debu depleted uranium, termasuk kanker dan cacat lahir.

Terpisah, menanggapi hal ini, Kedutaan Besar Rusia di Washington mengecam keputusan tersebut sebagai "indikator ketidakmanusiawian", menambahkan "Amerika Serikat menipu dirinya sendiri dengan menolak menerima kegagalan serangan balasan militer Ukraina."