Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan, Ukraina yang didukung Barat sedang membuat kemajuan dalam ofensifnya untuk memukul mundur Rusia dari wilayah pendudukan, saat bertemu Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih Hari Selasa.

"Ukraina membuat kemajuan, membuat kemajuan," katanya di Ruang Oval Gedung Putih, melansir The National News 14 Juni, yang datang berkunjung jelang KTT NATO Bulan Juli di Vilnius, Lithuania.

Ukraina sendiri optimis tentang serangan balik mereka yang telah lama dipersiapkan di seluruh front di timur dan selatan, pada akhirnya akan mengusir pasukan Rusia dari seluruh negeri.

Stoltenberg menekankan, serangan balasan Ukraina merupakan hal penting sebagai cara untuk mendapatkan pengaruh negosiasi.

"Semakin banyak wilayah yang bisa dibebaskan Ukraina, semakin kuat tangan mereka di meja perundingan," sebut Stoltenberg.

Sementara itu, Presiden Biden menyambut baik Stoltenberg yang akan mengakhiri masa jabatannya Oktober mendatang, mengatakan reaksi NATO terhadap invasi Rusia ke Ukraina telah membuat aliansi menjadi lebih kuat.

"Kami telah memperkuat sayap timur NATO, memperjelas bahwa kami akan mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO. Saya katakan lagi: komitmen Amerika Serikat terhadap Pasal V NATO sangat kokoh," ujar Biden, mengacu pada janji oleh anggota untuk saling membela.

"Pada KTT kami di Lithuania bulan depan, kami akan membangun momentum itu," tandas Presiden Biden.

Sebelumnya, Stoltenberg mengatakan kepada CNN, bahwa "masih awal" untuk menilai serangan, yang dia sebut sebagai "sulit".

Stoltenberg mengatakan Ukraina "memiliki hak ... untuk membebaskan tanah mereka sendiri."

Namun, dia juga mencirikan keputusan Barat untuk mendukung Ukraina sebagai bagian dari strategi yang lebih luas, untuk menjaga stabilitas di seluruh dunia.

"Invasi brutal Rusia ke Ukraina bukan hanya serangan terhadap Ukraina, tetapi juga terhadap nilai-nilai inti kami, dan terhadap orang-orang bebas di mana pun. Oleh karena itu, Presiden Putin tidak boleh memenangkan perang ini. Karena itu tidak hanya akan menjadi tragedi bagi Ukraina, tetapi juga juga akan membuat dunia lebih berbahaya," urainya.

"Ini akan mengirimkan pesan kepada para pemimpin otoriter di seluruh dunia, juga di China, bahwa ketika mereka menggunakan kekuatan militer, mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan," tegasnya.