Hanura: Tidak Mungkin AHY Dipasangkan dengan Ganjar
Waketum Partai Hanura sekaligus Kepala BP2MI Benny Rhamdani di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (23/5/2023). (ANTARA/Jesica Helena Wuysang/am)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Hanura Benny Rhamdani menilai pernyataan Puan Maharani yang menyebut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk salah satu bakal calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Ganjar Pranowo sekadar iseng.

"Ya, saya yakin Mbak Puan isenglah. Enggak mungkinlah AHY dipasangkan dengan Pak Ganjar," kata Benny di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu 7 Juni.

Bahkan, lanjut Benny, pernyataan Puan Maharani yang menyebut AHY masuk menjadi salah satu dari 10 nama untuk dipertimbangkan mendampingi bakal calon presiden (capres) Ganjar itu hanya sebagai gurauan.

"Tapi, kalau Mbak Puan menyebut Mas (AHY), itu isenglah, guyonlah," ujarnya disitat Antara.

Menurut dia, penentuan figur bakal cawapres untuk Ganjar akan ditentukan oleh PDI Perjuangan (PDIP) bersama dengan partai politik lain pendukung Ganjar pada Pilpres 2024.

"Pasti akan duduk bersama partai koalisi pendukung Pak Ganjar, karena enggak mungkin hanya ditentukan oleh salah satu partai yang berkoalisi," jelasnya.

Benny pun tak menampik bila Hanura memiliki keinginan untuk mengusulkan nama kepada PDIP yang dapat dipertimbangkan untuk berduet dengan Ganjar.

"Keinginan proposal pasti ada. Misalnya, PAN kemarin mengusulkan Pak Erick (Thohir), Hanura misalnya nanti siapa. Mungkin juga bisa Pak Erick, mungkin, atau Pak Mahfud MD, mungkin," tuturnya.

Namun, lanjut Benny, keinginan untuk menyodorkan nama tersebut belum dilakukan karena Partai Hanura menyerahkan hal itu kepada Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO).

"Belum, karena kami menyerahkan semua pada ketua umum," katanya.

Sebelumnya, pada Selasa 6 Juni, Ketua DPP PDIP Puan Maharani membeberkan sejumlah nama yang dipertimbangkan sebagai kandidat bakal cawapres untuk mendampingi Ganjar Pranowo.

Sejumlah nama calon bakal pendamping Ganjar itu ialah Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menparekraf Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

"Kalau boleh saya sebutkan, yang ada di media ada Pak Mahfud, sudah masuk namanya. Pak Erick Thohir, Pak Ridwan Kamil, Pak Sandiaga Uno, Pak AHY, sopo (siapa) lagi Mas? Pak Airlangga. Nama-nama itu, ya, masuk dalam peta yang ada di PDI Perjuangan," kata Puan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Jakarta, Selasa 6 Juni.

Pada Sabtu 22 April, OSO mengatakan pihaknya siap memenangkan bakal calon presiden (capres) usungan PDIP Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024. Dia mengatakan seluruh DPD Partai Hanura se-Indonesia sepakat mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres Pemilu 2024.

"Dalam Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Hanura Tahun 2022, kami menyatakan akan menentukan (bakal capres) yang dicalonkan dan menjadi pilihan beliau (Presiden Joko Widodo). Saya ikut mendukung Ganjar," kata OSO di Jakarta, Sabtu lalu.

Untuk diketahui, pendaftaran bakal capres dan cawapres dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), pasangan capres dan cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, ada 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.