Menkes Budi Gunadi Akui Ada Kesalahan Testing COVID-19 di Indonesia
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Dok. Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui ada yang salah dalam strategi penerapan testing, tracing, dan treatment atau 3T yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya menangani pandemi COVID-19. 

Kesalahan ini, utamanya terjadi dalam strategi penerapan testing yang kemudian membuat penyebaran virus ini tidak berhasil ditekan. 

"Cara testing-nya salah. Testing banyak tapi kok naik terus. Habis di tes orang yang kayak misalnya saya. Setiap kali mau ke presiden di tes, tadi malam, barusan saya di swab. Seminggu bisa 5 kali swab. Memang benar begitu?" kata Budi dalam kegiatan webinar, Dialog Warga: Vaksin dan Kita Komite Pemulihan Ekonomi dan Transformasi Jabar yang dikutip Jumat, 21 Januari.

Pengujian semacam ini, menurutnya salah karena harusnya hal ini dilakukan oleh mereka yang suspek atau memiliki gejala COVID-19 dan tidak dilakukan kepada orang yang ingin berpergian atau mengikuti sebuah acara tertentu.

"Testing kan harusnya enggak gitu. Testing itu harusnya, testing epidemiologi nih, saya diajarin sama teman-teman dokter bukan testing mandiri. Yang di tes itu orang yang suspek, bukan orang yang mau pergi kayak Budi Gunadi Sadikin mau ketemu presiden," tegasnya. 

"Ini kalau begini, (pengujian satu orang, red) 5 kali, ya memang standar WHO terpenuhi 1 banding 1.000 per minggu tapi enggak ada gunanya testing," imbuh dia.

Sehingga, ke depan dia berharap kesalahan semacam ini bisa segera diperbaiki.

"Secara epidemiologi hal-hal kayak gitu yang harus diberesin. Sebagian ada di tempat saya, urusan testing, tracingnya minta bantuan Pemda karena puskesmas kan enggak di bawah saya," ungkapnya.

Diketahui, per 21 Januari kemarin jumlah spesimen yang sudah diperiksa mencapai 8.560.220. Rinciannya, sebanyak 8.423.901 spesimen diperiksa menggunakan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dan 136.319 menggunakan tes cepat molekuler (TCM).

Sementara untuk kasus positif COVID-19 di Tanah Air sejak tahun lalu telah mencapai 951.651 dan dari jumlah tersebut 772.790 orang dinyatakan sembuh dan 27.203 di antaranya meninggal dunia.