Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani meminta pemerintah menjelaskan seberapa bahaya COVID-19 saat ini mengingat terjadinya lonjakan kasus. Penjelasan dari pemerintah diperlukan untuk memberi ketenangan kepada masyarakat.

“Sejauh ini kita mengetahui kondisi Pandemi COVID-19 sudah membaik. Namun dengan adanya peningkatan kasus, masyarakat perlu memahami seberapa bahaya kondisiCOVID-19 saat ini. Karena sebagian masyakat menganggap Covid sekarang hanya seperti flu biasa,” kata Puan dalam pesan elekronik yang diterima di Jakarta, Kamis, 5 Mei. O

Pemerintah diminta memberi penjelasan yang lebih komprehensif terkait tingkat risiko dan bahaya COVID-19 saat ini. Dengan begitu, kata Puan, masyarakat dapat memperkirakan treatment sehari-hari yang perlu mereka lakukan untuk menghindari potensi COVID-19.

“Meski kita tetap harus mengedepankan protokol kesehatan (prokes), namun dengan kepastian dari Pemerintah, masyarakat dapat memahami tingkat bahaya kondisi COVID-19 saat ini karena ini berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat yang juga akan berdampak terhadap dunia perekonomian,” paparnya.

Menurut Puan, Pemerintah perlu memberi pernyataan tegas mengenai kondisi COVID-19 terbaru. Terlebih, sudah hampir satu tahun masyarakat kembali hidup normal karena rendahnya angka kasus COVID-19.

“Pemerintah perlu mengumumkan apakah kondisi COVID-19 saat ini masuk dalam kondisi gawat atau tidak,” tegas Puan.

Meski begitu, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut tetap mengajak masyarakat agar tidak lengah. Puan mengatakan, tindakan preventif lebih baik dibandingkan mengobati.

“Adanya peningkatan kasus COVID-19 belakangan ini harus membuat kita semua semakin waspada. Untuk meminimalisir lonjakan kasus, kuncinya protokol kesehatan, terutama di tempat-tempat yang tingkat kerumunannya tinggi,” imbaunya.

Penambahan kasus COVID-19 pada awal bulan Mei 2023 mencapai 2.647 kasus dalam sehari di mana kasus aktif telah menyentuh angka 14.205. Kenaikan kasus tersebut tertinggi dalam 10 bulan terakhir dan dipengaruhi oleh positivity rate yang meningkat menjadi 14,76 persen.

Meski kondisi pandemi saat ini sudah membaik, Puan mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dan tidak euforia sehingga melupakan prokes.

“Euforia berlebihan akan berbahaya karena dapat membuat lengah. Jika di tempat keramaian, sebisa mungkin gunakan masker karena penggunaan masker itu masih cukup efektif untuk mencegah penularan virus,” ucapnya.

Puan juga mengajak masyarakat untuk melengkapi vaksin booster COVID-19 guna mengurangi potensi risiko dampak virus. Apalagi saat ini Pemerintah juga tengah menambah jenis vaksinasi booster buatan dalam negeri bernama Indovac.

“Saya juga mengajak masyarakat yang belum melengkapi vaksinasi booster untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan. Penerimaan booster tambahan dapat memperkuat proteksi dari Covid-19, khususnya sub varian Arcturus,” sebut Puan.

DPR pun meminta Pemerintah memperhatikan keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Ratio (BOR) yang mengalami kenaikan menjadi 7,47 persen. Menurut Puan, Pemerintah harus menyiapkan strategi apabila kenaikan kasus Covid-19 terus melonjak.

“Saya mendorong Pemerintah pusat dan daerah agar menyiapkan lokasi isolasi terkendali COVID-19 bila kenaikan terus terjadi. Ini untuk meminimlisir penyebaran,” ujar mantan Menko PMK itu.

“Dengan begitu, pasien yang sudah dinyatakan positif dan rumahnya tidak bisa dijadikan tempat isolasi mandiri, bisa mendatangi lokasi tersebut,” sambung Puan.

Lebih lanjut, cucu Bung Karno ini mengingatkan jajaran perangkat desa untuk terus memantau warganya mengingat banyak kasus infeksi COVID-19 yang tidak terdeteksi atau terdiagnosis. Puan yakin dengan kesiapan dari perangkat desa, penyebaran kasus COVID-19 dapat ditekan.

“Kita sudah belajar dari pengalaman sebelumnya. Saya yakin dengan kewaspadaan yang tinggi dan kecepatan perangkat desa bergerak apabila ada warganya yang terinfeksi virus, kita bisa mengurangi lonjakan kasus,” tuturnya.

Di sisi lain, Puan meminta masyarakat untuk tidak takut walaupun ada peningkatan kasus Covid-19. Hanya saja, masyarakat tetap harus awas terhadap virus COVID-19.

“Masyarakat tak perlu panik. Kenaikan kasus harus menjadi pengingat bahwa virus Covid-19 masih ada. Dan kita harus bisa beradaptasi untuk hidup di tengah-tengah COVID-19,” ungkap Puan.

“Kalau nantinya status pandemi ini berakhir, virus penyebab penyakit ini bukan berarti hilang. Tapi tidak perlu khawatir yang berlebihan karena infrastruktur kesehatan kita untuk melawan COVID-19 juga sudah lebih siap,” sambungnya.

Puan pun mengapresiasi tenaga kesehatan yang terus berada di garis depan melawan Covid-19. Ia berharap semua stakeholder bisa semakin solid bekerja sama mengatasi pandemi demi keselamatan rakyat.

“Tentunya semua ini membutuhkan gotong royong dari semua pihak. Dedikasi tenaga kesehatan juga sangat luar biasa. Saya yakin kolaborasi teman-teman di Satgas COVID-19 bersama TNI/Polri dan kelompok masyarakat lain sangat berperan untuk kita bisa segera terbebas dari pandemi,” tutup Puan.