Antisipasi Lonjakan COVID-19 Varian XBB, Puan Maharani Minta Pemerintah Perketat Bandara dan Tambah Cakupan Vaksin Booster
ILUSTRASI PIXABAY

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani meminta Pemerintah mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 menyusul masuknya varian sub Omicron XBB ke Indonesia. Puan mendorong agar pemerintah memperketat pintu masuk negara dan juga memperluas cakupan vaksinasi dosis ketiga atau booster. 

“Adanya sub varian COVID-19 baru, Omicron XBB, harus meningkatkan kewaspadaan semua pihak. Pemerintah harus bisa mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia,” ujar Puan dalam keterangan tertulis, Senin, 24 Oktober. 

Menurut Puan, meski fatalitas varian XBB tidak lebih parah dari varian Omicron, namun pemerintah dan juga masyarakat tidak menganggap enteng varian baru COVID-19 tersebut.

“Karena berdasarkan laporan, penularan varian XBB sangat cepat. Untuk itu, protokol kesehatan harus lebih ditingkatkan demi menjaga diri dan keluarga dari bahaya penularan COVID-19,” jelas Puan. 

Di tengah kasus gagal ginjal akut pada anak yang tengah melanda RI, Puan mengatakan, dalam 7 hari terakhir sudah terjadi kenaikan kasus COVID-19 di 24 provinsi di Indonesia. Bahkan di Singapura, lonjakan kasus akibat Omicron XBB diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.

Karenanya, Puan mengingatkan, fasilitas kesehatan harus lebih siap lagi karena kini negara tengah menghadapi berbagai permasalahan kesehatan.  

"Upaya Pemerintah berkaitan dengan infrastruktur medis, termasuk tenaga kesehatan harus optimal di seluruh daerah,” tegas Puan.

Selain itu, Puan juga menegaskan, perlunya pengetatan screening di bandara untuk menghindari masuknya varian-varian baru COVID-19 ke Indonesia. Mengingat ditemukan pula varian BQ.1 dan BQ.1.1 yang menjadi pemicu lonjakan tajam kasus di Eropa. 

Puan menekankan, semua upaya dalam mengantisipasi peningkatan kasus COVID-19 harus dilakukan. Termasuk harus ada intervensi dalam meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19, terutama booster di wilayah yang rentan penularan COVID-19 dan tingkat mobilitas masyarakatnya tinggi.

“Sosialisasi vaksinasi perlu digalakkan sejalan dengan terjaminnya ketersediaan stok vaksin di seluruh wilayah di Tanah Air,” kata Puan.

Di sisi lain, Puan mendorong penelitian dan pengembangan terhadap obat dan vaksin COVID-19. Seperti vaksin bivalen yang merupakan perkembangan terbaru vaksin COVID-19 untuk memberi perlindungan terhadap varian-varian lama dan juga pada varian Omicron.

“Di beberapa negara sudah menggunakan jenis vaksin bivalen ini. Indonesia harus mempertimbangkan penggunaannya dengan melakukan kajian komprehensif terlebih dahulu,” jelas Puan.

Vaksin bivalen mencakup komponen strain virus asli dan varian Omicron. Di mana Strain asli adalah untuk memberikan perlindungan luas pada COVID-19, sedangkan komponen Omicron untuk memberi perlindungan lebih baik pada COVID-19 yang disebabkan varian tersebut. 

Puan berharap Indonesia mulai melakukan penelitian dan pengembangan jenis vaksin bivalen.

“Kami juga mendukung pengembangan dan penelitian yang dilakukan sendiri oleh anak bangsa agar kemandirian di sektor kesehatan benar-benar terwujud,” tambahnya.

Puan menilai, upaya dari sisi medis harus pula dibarengi dengan kesadaran dari masyarakat. Baik dari penerapan protokol kesehatan, maupun kemauan untuk mendapatkan vaksin COVID-19.

“Kewaspadaan terhadap COVID-19 jangan pernah kendur. Kita tidak boleh abai terhadap protokol kesehatan sekalipun saat ini kondisi pandemi COVID-19 sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,” pungkas Puan.