Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Hari Jumat mengkritik perjanjian nuklir antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, mengatakan perjanjian tersebut akan mendestabilisasi kawasan dan dunia yang lebih luas.

Tak hanya itu, Moskow juga memperingatkan akan adanya potensi perlombaan senjata akibat dari kesepakatan tersebut.

Amerika Serikat pada Hari Rabu berjanji untuk memberikan Korea Selatan lebih banyak wawasan tentang perencanaan nuklirnya, sementara Seoul berjanji untuk tidak mencari senjata nuklir sendiri, dalam perjanjian yang menurut kedua belah pihak ditujukan untuk melawan Korea Utara.

Sementara, Rusia telah berulang kali mencerca apa yang dilihatnya sebagai kehadiran militer Amerika Serikat yang semakin meningkat di seluruh Asia.

"Perkembangan ini jelas bersifat destabilisasi dan akan memiliki konsekuensi negatif yang serius bagi keamanan regional, yang berdampak pada stabilitas global," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters 29 April.

Lebih jauh, Moskow mengatakan upaya Amerika Serikat dan NATO untuk "menentukan superioritas militer" tidak akan membawa apa pun, selain meningkatkan ketegangan dan dapat "memicu perlombaan senjata".

Washington menuduh Moskow melakukan uji coba nuklir atas berbagai pernyataan dari para pejabat Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, sejak dimulainya perang Ukraina, Rusia siap menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan "integritas teritorialnya".

Diberitakan sebelumnya, dalam konferensi pers bersama dengan Presiden AS Joe Biden minggu ini, pemimpin Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan, perjanjian tersebut bertujuan untuk memperkuat pertahanan Korea Selatan dalam menghadapi program senjata nuklir Korea Utara yang berkembang pesat.