Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyentil etika politik Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai itu dianggap tak melakukan komunikasi politik sebelum mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

"Yang namanya memberi dukungan (harus, red) melakukan komunikasi-komunikasi politik," kata Hasto kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis, 27 April.

Hasto mencontohkan Partai Hanura yang kini sudah menjadi pendukung Ganjar di Pilpres 2024. Sebelum Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang mengumumkan dukungan, kata Hasto, komunikasi politik sudah dilakukan.

Begitu juga dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ikut mendukung Ganjar. "Pak OSO dari Hanura dan PPP intens menjalin komunikasi dengan PDIP," tegasnya.

PDIP menganggap komunikasi ini penting karena berujung pada kerja sama. "Bukan tiba-tiba ambil keputusan," ujar Hasto.

"Jadi ada etika politik yang harus dikedepankan," sambungnya.

Sebelumnya, PSI sejak Oktober 2022 mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Dukungan dipilih berdasarkan hasil forum Rembuk Rakyat yang diselenggarakan pada Februari 2022.

"Dari hasil Rembuk Rakyat itu kami mengumumkan bahwa Partai Solidaritas Indonesia akan mencalonkan Pak Ganjar Pranowo sebagai calon presiden PSI di tahun 2024," kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie saat itu.

"Pak Ganjar atau akrab kami sapa Mas Ganjar unggul dibandingkan kandidat lain," sambungnya.

Adapun kandidat yang muncul dalam forum tersebut adalah Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Tak hanya itu, dukungan juga diberikan karena PSI menganggap visi dan misi partainya sejalan dengan pergerakan Ganjar Pranowo. "Selain itu PSI juga melihat Mas Ganjar sebagai sosok yang paling pas untuk melanjutkan kerja-kerja yang selama ini sudah dilakukan Pak Jokowi dalam memajukan Indonesia," ujar Grace.