Bagikan:

JAKARTA - Lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis jajak pendapat mengenai pandangan masyarakat atas pengusutan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E dari segmentasi pemilih bakal calon presiden (capres) Pemilu 2024.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani menjelaskan dalam survei yang digelar bulan Maret ini, responden yang merasa yakin terhadap dugaan korupsi Formula E mayoritas berasal dari pendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.

Dalam proses surveinya, responden ditanya soal tahu atau tidaknya mereka bahwa saat ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mengusut dugaan korupsi Formula E. Hasilnya, tak banyak yang mengetahui.

"Ada 21 persen warga yang tahu KPK sedang menyelidiki dugaan korupsi dalam penyelenggaraan balap mobil Formula E," kata Saiful dalam tayangan YouTube SMRC TV, Kamis, 27 April.

Lalu, dari komposisi responden yang mengetahui kasus dugaan korupsi Formula E, sebanyak 57 persen merasa yakin tindakan korupsi telah terjadi.

Kemudian, 31 persen menyebut tidak yakin adanya tindakan korupsi, dan 11 persen lainnya tak menjawab.

Terkait efeknya pada Pilpres 2024, Saiful mengatakan dari responden yang menyatakan yakin ada kasus korupsi dalam kasus Formula E tersebut, 60 persen di antaranya memilih Ganjar, 27 persen memilih Prabowo Subianto, dan 13 persen memilih Anies Baswedan.

Sebaliknya, sebanyak 35,2 persen yang tidak yakin ada korupsi dalam kasus Formula E, berasal dari 24 persen responden memilih Ganjar, 31 persen memilih Prabowo, dan 45 persen memilih Anies.

"(Pada kasus) Formula E ini, yang bertarung adalah para pendukung Ganjar dan pendukung Anies. Para pendukung Anies meyakini tidak ada korupsi, sebaliknya pendukung Ganjar yakin di sana korupsi," tutur Saiful.

“Secara elektoral, isu ini penting. Kasus Formula E ini adalah persoalan kontestasi elektoral antara Ganjar melawan Anies,” lanjutnya.

Karena itu, Saiful menyimpulkan semakin banyak yang mengetahui isu ini maka kecenderungan sentimen negatifnya juga semakin besar.

“Masyarakat nampaknya kurang mengikuti isu ini, tapi begitu mereka mengetahui, cenderung negatif, bahwa memang di sana terjadi korupsi,” ungkap Saiful.