Bagikan:

JAKARTA - Polisi Thailand menangkap seorang wanita yang diduga membunuh 12 teman dan kenalannya menggunakan sianida. Pelaku bernama Sararat Rangsiwuthaporn ditangkap di Bangkok pada Selasa, 25 April lalu. 

Laporan pembunuhan dilayangkan keluarga korban terakhir yang sempat melakukan perjalanan dengan Sararat awal bulan ini.

Hasil penyelidikan polisi sebagaimana pemberitaan BBC yakin bahwa Sararat telah membunuh 11 orang lain, termasuk seorang mantan pacarnya.

Dikutip dari BBC, Kamis, 27 April, polisi menuduh Sararat membunuh karena alasan keuangan. Sararat membantah semua tuduhan tersebut. Pihak berwenang Thailand telah menolak jaminannya.

Dua minggu lalu, dia bepergian dengan temannya ke provinsi Ratchaburi, sebelah barat Bangkok, di mana mereka ikut serta dalam ritual perlindungan Buddhis di sebuah sungai, kata polisi.

Tak lama kemudian, temannya Siriporn Khanwong pingsan dan meninggal di tepi sungai.

"Jejak sianida ditemukan di tubuhnya selama autopsi," kata polisi. Sedangkan ponsel, uang, dan tas korban juga hilang saat ditemukan.

Pihak berwenang mengatakan tersangka korban lainnya telah meninggal dengan cara yang sama, tetapi tidak mengungkapkan informasi lebih lanjut. Pembunuhan dimulai pada 2020 lalu. 

Mereka juga tidak mengidentifikasi semua korban, tetapi menyebutkan mantan rekan Sararat, serta dua petugas polisi wanita, di antara yang tewas.

Polisi Thailand juga menanyai rekan Sararat - seorang perwira polisi senior di provinsi Ratchaburi, tempat temannya meninggal. Pasangan ini baru-baru ini berpisah, lapor media Thailand.

Polisi mengatakan Sararat mengetahui semua korban dan dia mungkin dimotivasi oleh alasan keuangan.

Seorang teman, yang diyakini polisi menjadi sasaran, telah meminjamkannya 250.000 baht (atau Rp107 Juta lebih) kata polisi. Wanita itu muntah dan pingsan setelah makan siang dengan Sararat tetapi selamat.

"Kerabat korban juga melaporkan perhiasan dan uang tunai yang hilang," kata polisi.

Keluarga, sambung polisi, tidak mencurigai adanya pelanggaran pada saat itu.

Soal pengumpulan bukti bisa menjadi tantangan bagi penyidik. Belum lagi beberapa mayat juga telah dikremasi. 

Sianida dapat dideteksi pada mayat beberapa bulan setelah kematian, jika digunakan dalam jumlah yang mematikan.

Racun tersebut membuat sel-sel tubuh kekurangan oksigen, yang dapat menyebabkan serangan jantung. Gejala awal termasuk pusing, sesak napas, dan muntah.

Penggunaannya di Thailand sangat diatur dan mereka yang ditemukan memiliki akses tidak sah menghadapi hukuman dua tahun penjara.