PDIP Pilih Ganjar Pranowo Sebagai Calon Presiden dengan Kebesaran Hati Puan Maharani
Puan Maharani bersama Ganjar Pranowo, Jokowi dan Megawati. (foto: instagram @ganjar_pranowo)

Bagikan:

JAKARTA - PDIP telah resmi memilih Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) dari PDIP di Pilpres tahun 2024. Terpilihnya Ganjar sebagai capres PDIP dipandang sebagai hasil kebesaran hati dari Puan Maharani, anak dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Sebelumnya, nama Puan dan Ganjar sempat mengerucut sebagai kandidat capres dari PDIP. Namun, Puan memilih untuk mendukung Ganjar, yang dianggapnya lebih memperhatikan kepentingan golongan dibanding kepentingan pribadi.

“Kebesaran hati yang ditunjukkan Puan berarti Ketua DPR tersebut lebih memperhatikan kepentingan golongan dibanding kepentingan pribadi,” ujar Analis Komunikasi Politik, Silvanus Alvin, Minggu (23/4/2023).

Sebagai anak dari pimpinan PDIP, Puan bisa saja memaksakan dirinya maju sebagai capres dan mendapat banyak dukungan dari internal partai. Namun, ia menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik dengan memberikan masukan atas penetapan Ganjar sebagai capres PDIP.

Dalam pandangan Analis Komunikasi Politik, Silvanus Alvin, tindakan Puan menunjukkan kebesaran hati yang penting dalam pengambilan keputusan politik yang bijaksana dan adil.

“Tanpa kebesaran hati maka seorang politisi akan susah untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan adil,” tutur Dosen Komunikasi Politik di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini.

Alvin melanjutkan, terpilihnya Ganjar Pranowo sebagai Capres dan Puan Maharani untuk memimpin Pemenangan di Pilpres 2024 membuktikan PDIP sangat harmonis. Walaupun sempat ada perbedaan pandangan capres di antara kader-kader PDIP, namun saat Megawati telah memutuskan, semua tegak lurus patuh.

“Salah satu hal menarik dari penetapan ganjar sebagai Capres PDIP adalah keharmonisan internal partai. Hal ini menunjukkan kedewasaan berpolitik di tubuh PDIP,” ucap Alvin.

“PDIP memiliki modal untuk start secara utuh dan harmonis. Tidak timbul aksi saling gesek antara Puan dan Ganjar, maupun para simpatisan keduanya,” sambungnya.

Di sisi lain Alvin berpendapat, partai politik yang harmonis memiliki keuntungan jelang Pemilu 2024 mendatang. Menurutnya, keharmonisan di dalam internal partai akan meningkatkan kepercayaan publik.

“Dalam situasi yang harmonis, partai politik dapat menunjukkan bahwa mereka fokus pada kepentingan rakyat dan bukan pada kepentingan mereka sendiri,” ungkap Alvin.

Tidak seperti sejumlah partai lain yang mementingkan ‘legacy’ dalam penetapan capres, PDIP lebih mengedepankan kepentingan yang lebih besar. Alvin menilai, PDIP sudah memiliki kelebihan dari sisi struktural partai yang bisa menjadi modal besar dalam pertarungan di Pemilu karena tak memiliki riak di internal.

“Partai politik yang harmonis dapat menarik lebih banyak pemilih. Pemilih lebih cenderung mendukung partai politik yang menunjukkan kesatuan dan kohesi, karena mereka cenderung merasa lebih yakin bahwa partai tersebut akan memenuhi kebutuhan mereka,” paparnya.

Berkat kebesaran hati Puan yang tegak lurus terhadap keputusan partai, PDIP dinilai juga bisa unggul dalam hal efektivitas kampanye. Sebab kebesaran hati Puan yang membuat internal partai tetap harmonis menunjukkan PDIP memiliki visi dan rencana yang jelas dan dapat dengan mudah mengkomunikasikan pesan mereka kepada pemilih.

“Ini dapat membantu partai politik memperoleh dukungan lebih banyak dan memenangkan pemilu,” tegas Alvin.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi. Menurutnya, kebesaran hati Puan atas penunjukan Ganjar sebagai capres menunjukkan soliditas yang baik dari PDIP.

“Semua menjadi satu, luruh dalam aras kepemimpinan Megawati. Puan membuktikan kelas kenegarawanan,” sebut Ari.

Dosen Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI) itu menilai, kebesaran hati Puan juga terlihat dengan sikapnya yang menerima penugasan dari Megawati untuk membentuk tim pemenangan Ganjar di Pilpres. Ari menyebut, kelegawaan Puan telah membawa semua kader PDIP kembali bersatu setelah sempat ada perbedaan pandangan pilihan capres.

“Bisa menerima perbedaan dan kembali menyatukan ragam perbedaan dengan menerima tugas memenangkan Ganjar,” ujarnya.

Ari mengatakan, penugasan Puan sebagai ‘komandan tempur’ pemenangan Ganjar di Pilpres 2024 menjadi bukti tidak adanya rivalitas dan persaingan antar faksi di partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Hal ini sangat penting mengingat Pilpres 2024 memiliki kompetisi yang berat dan ketat.

“Keunggulan akan semakin dipastikan jika konduktor orkestrasi kemenangan ada di tangan yang tepat,” tutup Ari.