JAKARTA - Pemprov DKI masih mematangkan rencana lintasan ajang balap Formula E. Lintasan tersebut dimulai dari Jalan Medan Merdeka Selatan ke kawasan Patung Kuda, masuk ke pintu Barat Daya Monas, lalu masuk ke kawasan Monas.
Setelah masuk ke kawasan Monas, belok kiri ke sisi barat putar balik ke selatan, kanan keluar lewat pintu Tenggara Monas arah Gambir, lalu melintas di depan Kedubes AS di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Ketika masuk ke kawasan Monas, otomatis Pemprov DKI harus menaati ketentuan tentang pengelolaan cagar budaya. Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho menyebut sirkuit yang bakal melewati Monas akan dilapisi oleh aspal beton (hotmix).
"Rencananya, coublles stone atau batu alamnya kita lapis dengan membran atau geotekstile, baru kita layer hotmix. Setelah selesai event nanti bisa dibongkar lagi lapisannya, karena sifatnya tidak permanen," kata Hari saat dikonfirmasi, Rabu, 12 Februari.
Melanjutkan, Direktur Komunikasi Formula E Jakatya Dhimam Abror menyebut teknik pelapisan seperti ini diyakini tak merusak cagar budaya. Pasalnya, pengalaman tersebut pernah diterapkan di Paris, Perancis pada tahun 2016.
"Jadi, ketika kami punya rencana atau pak Gubernur mengusulkan buat Formula E di Monas yang pertama kali kami pikirkan adalah kelestarian Monas dan cagar budaya Monas agar tak merusak apapun," kata Dhimam saat ditemui di Balai Kota DKI.
Dhimam melanjutkan, ajang balap mobil bertenaga listrik tersebut diikuti oleh 13 negara, yakni Inggris, Jerman, Amerika, Perancis, Monaco, Belanda, Swiss, Selandia Baru, Portugal, Brazil, China, India, dan Belgia. Total pembalap sebanyak 24 orang dengan 12 tim.
Target penonton yang bakal menyaksikan secara langsung diharapkan dapat mencapai puluhan ribu. Sementara, harga tiket masih dikaji dengan memperhitungkan kemampuan daya beli masyarakat.
"Memang, kami menjual tiket dengan hal-hal tertentu. Kami lagi menghitung sekarang harganya dan diharapkan bisa seterjangkau mungkin oleh masyarakat karena ini pestanya orang Jakarta," ungkap dia.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, Formula E adalah turnamen balapan terpopuler kedua sesudah Formula 1. Bedanya dengan Formula 1, Formula E sudah menggunakan mesin bertenaga listrik sehingga bebas emisi. Nantinya aksi kebut-kebutan ini bakal diadakan di jalan raya yang diubah jadi sirkuit sementara.
Ajang balap ini akan diselenggarakan pada 6 Juni 2020. Rencananya, acara ini bakal digelar selama 5 tahun berturut-turut.
Demi bisa menyelenggarakan Formula E, Pemprov DKI mengajukan anggaran DKI dalam APBD mencapai sekitar Rp1,6 triliun. Rinciannya, ada anggaran Rp360 miliar untuk commitment fee kepada federasi Formula E.
Selain itu, anggaran sebesar Rp934 miliar digelontorkan untuk dana penyelenggaraan yang akan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dispora) DKI. Terpisah, BUMD DKI yakni PT Jakarta Propertindo (JakPro) juga membutuhkan anggaran Rp305,2 miliar untuk biaya penyelenggaraan.