Seoul Sebut Tidak Ada Alasan untuk Percaya AS Menyadap Kantor Kepresidenan Korea Selatan
Kantor Kepresidenan Korea Selatan di Yongsan, Seoul. (Sumber: Presidential Office)

Bagikan:

JAKARTA - Masih belum ada bukti kuat bahwa Amerika Serikat telah menguping percakapan di kantor Kepresidenan Korea Selatan, kata seorang pejabat negara itu.

Pejabat itu mengatakan, tidak ada alasan untuk percaya bahwa Amerika Serikat melakukan aktivitas berbahaya di Seoul.

"Dari apa yang telah ditentukan pemerintah Korea sejauh ini, tidak ada alasan untuk menyimpulkan bahwa AS telah menyadap kami," kata pejabat tersebut saat bertemu dengan wartawan di Washington, meminta untuk tidak disebutkan namanya, melansir Korea Times 14 April.

"Kami yakin tidak ada aktivitas jahat yang dilakukan oleh AS," tambah pejabat itu.

Laporan berita sebelumnya menyebutkan, dinas intelijen AS mungkin telah menguping percakapan di Kantor Kepresidenan Korea Selatan, mengutip dokumen rahasia yang diduga bocor dari Departemen Pertahanan AS dan dibagikan di media sosial.

Pejabat itu bersikeras bahwa kegiatan pengumpulan intelijen tidak selalu berbahaya, dengan mengatakan semua negara mungkin terlibat dalam kegiatan semacam itu.

"Setiap negara memiliki kemungkinan untuk mengumpulkan intelijen tentang kami. Kami juga tidak dapat menjamin bahwa kami tidak terlibat dalam kegiatan semacam itu terhadap negara lain," terang pejabat tersebut.

"Artinya berdasarkan apa yang telah ditentukan oleh pemerintah Korea, tidak ada bukti yang menyimpulkan bahwa AS telah menyadap kami. Artinya, kami menganggap sejauh ini tidak ada aktivitas berbahaya," tambah pejabat tersebut.

Pejabat itu juga menegaskan, bahwa informasi yang bocor itu tidak mengungkapkan informasi intelijen yang sensitif.

"Jelas bahwa informasi yang diungkapkan tidak sesuai dengan fakta sejauh yang saya pahami," kata pejabat tersebut.

"Kepercayaan timbal balik antara Korea dan A.S. dalam berbagi informasi dan mempersiapkan KTT (Korea-AS) berjalan dengan kokoh," tambah pejabat tersebut, merujuk pada pertemuan puncak yang akan datang antara Presiden Korea Yoon Suk Yeol dan Presiden AS Joe Biden yang direncanakan diadakan di Washington pada 26 April mendatang.

Sementara itu, Kim Tae-hyo, wakil penasihat keamanan nasional utama di Kantor Kepresidenan Korea Selatan sebelumnya mengatakan, tidak ada alasan untuk percaya bahwa AS telah bertindak dengan niat jahat terhadap Seoul, juga mencatat bahwa banyak dokumen yang diduga bocor tampaknya telah dipalsukan.