Sebut Amerika Mengancam Terkait Pembebasan Reporternya, Rusia: Mungkin Saatnya Mengurangi Jurnalis AS
Wartawan AS yang ditahan Rusia Evan Gershkovich. (Instagram/@evangershkovich)

Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat mengatakan Washington telah mengancam pembalasan, setelah reporter Wall Street Journal Evan Gershkovich ditahan atas tuduhan spionase, dan menyebut mungkin sudah waktunya untuk mengurangi jumlah jurnalis AS di Rusia.

Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan pada 30 Maret lalu, pihaknya telah menahan Gershkovich di kota Ural Yekaterinburg, membuka kasus spionase terhadapnya karena mengumpulkan apa yang dikatakannya sebagai rahasia negara tentang kompleks industri militer.

Gershkovich, jurnalis Amerika Serikat pertama yang ditahan di Rusia atas tuduhan spionase sejak akhir Perang Dingin, pun demikian Wall Street Journal membantah dia terlibat dalam spionase.

Amerika Serikat diketahui mendesak Rusia untuk membebaskan Gershkovich, menganggap klaim spionase Rusia sebagai hal yang konyol. Presiden AS Joe Biden telah menyerukan pembebasan Gershkovich.

"Amerika telah mengancam kami dengan tindakan pembalasan jika kami tidak membebaskan Gershkovich dalam waktu dekat," kata Duta Besar Rusia Anatoly Antonov kepada televisi negara First Channel Rusia, melansir Reuters 14 April.

"Kita akan melihat bagaimana mereka akan bertindak," sambungnya.

Antonov mengatakan, dia telah melakukan percakapan "sangat kasar" dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland, yang menuduh Rusia menahan Gershkovich secara ilegal. Antonov mengatakan, Nuland berulang kali menginterupsinya dengan cara yang kontraproduktif.

Duta Besar Rusia mengatakan, mungkin sudah waktunya untuk mengurangi jumlah jurnalis Amerika yang bekerja di Rusia.

"Orang Amerika memiliki kata yang sangat baik - timbal balik - yang selalu mereka tekankan," sebut Antonov dalam acara Bolshaya Igra.

"Mungkin ini saatnya kita menunjukkan timbal balik dan mengurangi jumlah jurnalis Amerika yang bekerja di Moskow dan Rusia secara keseluruhan menjadi jumlah (wartawan Rusia) yang bekerja di Washington dan New York," tegas Antonov.

Sebelumnya, Kremlin mengatakan Gershkovich telah melakukan spionase "di balik kedok" jurnalisme. Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan kepada Amerika Serikat, Gershkovich tertangkap basah saat mencoba mendapatkan rahasia.

Pekan ini, Amerika Serikat pada Hari Senin menetapkan Rusia telah "salah menahan" Gershkovich, secara efektif mengatakan bahwa tuduhan spionase itu palsu dan kasusnya bersifat politis.

Diketahui, banyak wartawan AS meninggalkan Rusia setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya menginvasi Ukraina tahun lalu, dan lebih banyak lagi yang pergi sejak penahanan Gershkovich.

Sementara, Amerika Serikat telah berulang kali mengatakan kepada warganya untuk meninggalkan Rusia karena perang di Ukraina, maupun risiko penangkapan sewenang-wenang atau pelecehan oleh lembaga penegak hukum Rusia.