Profil Johanis Tanak, Wakil Ketua KPK yang Chat “Cari Duit” dengan Pejabat Kementerian ESDM
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak (Tsa Tsia-VOI)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Profil Johanis Tanak menuai sorotan setelah sebuah tangkapan layar yang diduga percakapan antara Johanis Tanak dengan salah satu pejabat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Chat tersebut berisi ajakan Johanis Tanak yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua KPK untuk mencari uang. Ada pula informasi yang mengindikasi adanya pergerakan di balik layar Johanis Tanak. Di luar kasus tersebut, siapa sebenarnya Johanis Tanak?

Profil Johanis Tanak

Johanis Tanak adalah pensiunan jaksa yang kini menjabat sebagai wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Johanis merupakan pria asli Toraja Utara. Ia lahir pada 23 Maret 1961. Dia merupakan putra dari Jusuf Ta’nak, seorang pensiunan Polri yang berasal dari Sangkaropi, Kecamatan Sa’dan. Sedangkan ibunya bernama Thabita Sili yang berasal dari To’yasa Akung, Kecamatan Bangkelekila.

Ia merupakan alumnus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 1983. Ia mendapat gelar doktor di bidang hukum setelah ia melanjutkan studinya pada tahun 2019 di Universitas Airlangga dengan Program Studi Ilmu Hukum.

Sebelum menjadi Waket KPK, karier Johanis memang cukup mentereng khususnya di lingkungan Kejaksaan. Ia beberapa kali menduduki posisi strategis di lembaga peradilan tersebut. Misalnya, Johanis pernah menjadi Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakejati) Riau tahun 2014 lalu. Kemudian pada tahun 2016 ia menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Tengah.

Bahkan ia juga pernah duduk di kursi Direktur Tata Usaha Negara pada Jaksa Agung Muda dan Tata Usaha Negara.

Pada tahun 2019, Johanis memang sempat mengikuti seleksi calon pimpinan KPK. Namun dalam proses pemungutan suara di DPR ia tak mendapat suara sama sekali. Ia kembali mengikuti uji kepatutan dan kelayakan pada tahun 2022. Lalu melalui Rapat Paripurna yang digelar pada 29 September 2022 lalu, Johanis dinyatakan layak menjadi petinggi KPK.

Johanis menggantikan posisi Lili Pintauli sebagai salah satu petinggi KPK dengan masa jabatan 2019 hingga 2023. Saat itu Lili memilih untuk mengundurkan diri karena ia menerima gratifikasi berupa fasilitas mewah ketika menonton MotoGP Mandalika serta mendapat fasilitas menginap mewah di Lombok NTB dari Pertamina.

Di masa jabatannya di KPK, Johanis mendapat sorotan dari masyarakat. Pasalnya viral di media sosial potongan percakapan melalui aplikasi pesan instan yang diduga percakapan antara Wakil Ketua KPK Johanis Tanak dengan Plh Dirjen Minerba Muhammad Idris Froyoto Sihite. Percakapan tersebut terjadi pada 12 Oktober 2022.

Dalam percakapan tersebut Johanis mengajak Idris untuk “mencari uang”. Ia juga mengaku dirinya bekerja di balik layar.

Terkait chat tersebut, Johanis Tanak menjelaskan bahwa ia dan Idris adalah teman lama lantaran keduanya sama-sama jaksa. Ia juga menjelaskan bahwa keduanya sempat satu kantor.

"Seperti yang disampaikan saya adalah sahabat dan memang saya bersahabat dengan beliau, saya satu kantor dengan beliau dulu sehingga persahabatan berjalan sebagaimana semestinya," jelas Johanis saat menggelar konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis, 13 April malam.

Selain terkait profil Johanis Tanak, kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.