Bagikan:

YOGYAKARTA – Seleksi calon pimpinan (capim) untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuai sorotan. Salah satu yang banyak dikritik adalah figur kontroversi calon pimpinan KPK. Figur yang memiliki kontroversi atau rekam jejak negatif dinilai tidak pantas untuk memimpin KPK.

Sebelumnya, Panitia Seleksi telah mengumumkan hasil tes asesmen profil (profile assesment) capim dan Dewas KPK untuk periode 2024-2029. Berdasarkan pengumumkan yang diumumkan pada Rabu, 11 September 2024, ada 40 orang dinyatakan lolos dengan rincian 20 capim dan 20 calon dewas.

Dua Figur Kontroversi Calon Pimpinan KPK

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Pansel Capim dan calon Dewas KPK telah mengumumkan 20 capim yang berhasil lolos profile assesment. Ke-20 capim KPK yang lolos adalah sebagai berikut.

  1. Agus Joko Pramono
  2. Ahmad Alamsyah Saragih
  3. Didik Agung Widjanarko
  4. Djoko Poerwanto
  5. Fitroh Rohcahyanto
  6. Harli Siregar
  7. I Nyoman Wara
  8. Ibnu Basuki Widodo
  9. Ida Budhiati
  10. Johan Budi Sapto Pribowo
  11. Johanis Tanak
  12. Michael Rolandi Cesnanta Brata
  13. Muhammad Yusuf
  14. Pahala Nainggolan
  15. Poengky Indarti
  16. Sang Made Mahendrajaya
  17. Setyo Budiyanto
  18. Sugeng Purnomo
  19. Wawan Wardiana
  20. Yanuar Nugroho

Menanggapi 20 capim KPK yang lolos asesmen profil, Peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengungkap permasalahan yang berkaitan erat dengan para figur tersebut, baik terkait kompetensi maupun integritas.

Dalam keterangannya, Kurniawan mengatakan bahwa ada nama yang sebelumnya pernah dilaporkan karena diduga melakukan pelanggaran kode etik.

"Misalnya, dari 20 nama kandidat calon Komisioner KPK, ada sejumlah nama yang sebelumnya pernah dilaporkan atas dugaan pelanggaran kode etik, seperti Johanis Tanak dan Pahala Nainggolan," ujar Kurnia melalui keterangannya, dikutip Kamis, 12 September.

Rekam Jejak Johanis Tanak

Johanis Tanak saat ini memegang jabatan sebagai Wakil Ketua KPK. Ia memiliki latar belakang pendidikan di bidang Hukum di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Sebelum di KPK, Tanak berada di Kejaksaan Agung (Kejagung).

Profil Johanis Tanak dinilai kontroversial sebagai capim KPK lantaran pada tahun 2023 lalu beredar percakapan antara dirinya dengan Plh Dirjen Minerba, Kementerian ESDM M. Idris Froyoto Shite. Di sisi lain M. Idris tersandung kasus korupsi yang ditangani KPK. Dalam percakapan tersebut muncul kalimat “main di bekalang layar” yang erat dikaitkan dengan kasus yang menjerat pejabat Kementerian ESDM tersebut.

Rekam Jejak Pahala Nainggolan

Pahala Nainggolan merupakan Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK. Dalam konteks seleksi capim KPK, lolosnya Pahala banyak dipertanyakan pasalnya ia pernah dilaporkan melakukan pelanggaran kode etik sebagai pegawai KPK serta dituding menyalahgunakan wewenangnya sebagai pegawai KPK.

Pelaporan tersebut terjadi pada tahun 2022 oleh Advokat dari Themis Indonesia, Ibnu Syamsu Hidayat dan Feri Amsari. Laporan keduanya berkaitan dengan terbitnya surat tanggapan atas permohonan PT Geo Dipa Energi yang minta bantuan klarifikasi serta konfirmasi kepada PT HSBC Hong Kong tentang ada tidaknya rekening milik PT Bumigas Energi di PT HSBC Hongkong.

Surat yang diterbitkan bernomor: B/6064/LIT.04/10-15/09/2017 yang di dalamnya berisi pernyataan bahwa PT Bumigas Energi tak punya rekening di HSBC Hong Kong.

Ibnu menuding bahwa apa yang dikatakan lewat surat tersebut tidak sesuai fakta sebenarnya, yang kemudian surat tersebut digunakan oleh PT Geo Dipa sebagai alat bukti dalam perkara perdata di BANI [Badan Arbitrase Nasional Indonesia] ke-2 di Mahkamah Agung RI.

Itulah informasi terkait figur kontroversi calon pimpinan KPK. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.